TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mencari sumber pendanaan lain selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2018 untuk pembangunan sky bridge Tanah Abang di Jakarta Pusat.
Sandiaga Uno mengatakan opsi itu dicari karena pembahasan APBDP memerlukan waktu cukup lama hingga disahkan.
Baca: Begini Pandangan PT KAI Tentang Sky Bridge Tanah Abang
Sandiaga Uno memperkirakan APBDP 2018 baru dapat disahkan pada Oktober 2018. Sebab, pemerintah DKI harus menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan untuk kembali mengajukan pembahasan rancangan APBDP.
"Kami lagi mencari sumber penganggaran untuk memastikan sky bridge bisa difungsikan," kata Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin biaya pembangunan sky bridge bersumber dari APBDP. Rencana itu disampaikan Anies kepada Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya pada Jumat pekan lalu. Pemerintah DKI telah menyampaikan klarifikasi langsung atas laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) Ombudsman soal penutupan Jalan Jatibaru Raya terkait dengan penataan Tanah Abang. LAHP itu terbit pada 26 Maret lalu.
Pemerintah DKI Jakarta berencana membangun jembatan layang (skybridge) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sandiaga Uno menyebut pernyataan Anies itu merupakan rencana paling konservatif. Pemerintah DKI, ujar dia, mencari opsi lain agar pembangunan sky bridge dapat dipercepat. "Mungkin kemitraan dengan swasta, mungkin juga BUMD murni. Ada beberapa opsi lagi," ujarnya.
Simak juga: Proyek Sky Bridge Tanah Abang Rp 50 Miliar Dikebut
Rencana pembangunan sky bridge termasuk dalam konsep penataan Tanah Abang tahap kedua. Sandiaga sebelumnya memperkirakan pembangunan sky bridge mencapai Rp 50 miliar. Namun dia memprediksi anggaran itu masih bisa ditekan.
"Kelihatannya bisa diturunkan. Saya minta dipastikan sekompetitif mungkin. Jadi, bagaimana kami bisa dapat anggaran terbaik dengan kualitas yang optimal," tutur Sandiaga Uno soal proyek sky bridge Tanah Abang.