TEMPO.CO, Bekasi - Jenazah korban kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Brigadir Satu Fandi Setyo Nugroho, rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Briptu Fandi meninggal akibat kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok pada Selasa malam, 9 April 2018.
"Keluarga di sini sedang menunggu yang dari Magelang," kata pengurus rukun tetangga di Komplek Polri Jatirangga, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi Mulyatno pada Rabu malam, 9 Mei 2018. Almarhum disemayamkan di rumah dinas di Blok B Nomor 4 RT 1 RW 16.
Baca juga: Mako Brimob Rusuh: Jenazah 5 Anggota Densus 88 Diambil Keluarga
Kerusuhan di Mako Brimob terjadi sejak Selasa lalu dan menewaskan enam orang. Lima di antaranya adalah anggota kepolisian dan satu orang narapidana. Kasus itu bermula saat para tahanan teroris menyerang dan menyandera petugas kepolisian. Mereka menuntut agar bisa bertemu dengan narapidana teroris, Aman Abdurrahman, yang juga dipenjara di tempat sama.
Jenazah Briptu Fandi tiba di rumah duka pada pukul 19.00 WIB. Jenazah dibawa menggunakan sebuah ambulan milik Rumah Sakit Polri R. Said Sukamto, Jakarta Timur. Mulyatno mengatakan, kabar bahwa almarhum akan dimakamkan di Magelang bersumber dari kerabat dekat. "Malam ini atau besok pagi, kami belum tahu," kata Mulyatno.
Seorang petugas keamanan Kompleks Polri Jatirangga, Dami mengatakan, almarhum tinggal di rumah dinas berdinding putih baru sebulan yang lalu. Sebelumnya keluarga itu tinggal di rumah susun milik Polri. "Orangnya baik, santun," kata pria yang sudah 23 tahun berjaga di kompleks tersebut.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Gea, yang berprofesi di bidang kesehatan, bekerja di sebuah klinik tak jauh dari kediamannya. Selain itu, almarhum mempunyai seorang balita laki-laki berumur sekitar satu tahun. "Rumah yang ditinggali adalah rumah dinas," kata dia.
Briptu Fandi merupakan satu dari lima polisi yang tewas akibat kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok. Karena gugur dalam menjalankan tugas, pangkat Fandi dinaikkan menjadi Brigadir (Anumerta). Empat korban lainnya adalah Ajun Inspektur Dua Luar Biasa Anumerta Deni Seadi, Brigadir Satu Luar Biasa Anumerta Sukron Fadli, dan Brigadir Satu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamingkas.