TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan kematian Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Denny Setiadi dan empat rekannya dalam kerusuhan di Markas Komando Brigade Mobile (Mako Brimob) sebagai seorang syuhada. Sebab, kata Idrus, Denny meninggal saat menjalankan tugas untuk berjuang menegakkan agama saat karena menjadi pengabdi negara.
"Insya Allah alhamarhum syuhada, dan karena itu saya secara pribadi dan sebagai menteri ikut berbelasungkawa," kata Idrus di rumah duka Jalan Kramat 3E, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis, 10 Mei 2018. Idrus juga menyampaikan santunan kematian dari Kementerian Sosial kepada ahli waris Denny.
Aipda Anumerta Denny merupakan salah anggota Densus 88 Polri yang tewas dibunuh teroris dalam kerusuhan di Mako Brimob pada Selasa malam, 8 Mei 2018. Dalam kejadian kerusuhan ini ada lima anggota kepolisian yang meninggal setelah disiksa oleh narapidana teroris.
Menurut keterangan polisi, dalam kerusuhan itu disita pula sebuah bom yang sedianya akan diledakkan untuk merusak tembok tahanan. Usai kejadian ini pihak kepolisian memindahkan 155 narapidana ke Nusakambangan.
Idrus mengatakan, kematian Denny sebagai seorang syuhada itu diperoleh usai dirinya bertanya kepada Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Idrus berujar bahwa kematian Denny adalah bagian dari perjuangan bangsa atau hubbul wathon minal iman. Atau, kematian ketika berada di dalam Mako Brimbob sama seperti kematian dengan menegakkan agama.
"Karena siapapun yang gugur berjuang untuk kepentingan bangsa dan nasional, sebagai implementasi hubbul wathon minal iman, maka almarhum tergolong sebagai syuhada," ujar Idrus mengikuti kata-kata Imam Masjid Istiqlal terhadap polisi yang meninggal di Mako Brimob.