TEMPO.CO, Jakarta - Tulisan “Halte 12 Mei Reformasi” masih tertera di Halte Bus Transjakarta di seberang Kampus Universitas Trisakti, Jakarta Barat, hingga kini setelah 20 Tahun Reformasi. Namun, sekitar dua bulan silam nama itu sempat hilang di papan nama halte tersebut.
Tak ayal, kejadian itu menuai protes dari internal kampus pahlawan reformasi tersebut, tempat empat mahasiswa ditembak mati pada 12 Mei 2018, yang mempercepat kejatuhan rezim Soeharto.
Baca: Peringati Tragedi Mei 98, Ratusan Mahasiswa Trisakti Demo
"Kami hanya menghargai sejarah, kalau sampai dilupakan, tentu tidak pantas," kata Dosen Kebijakan Publik Trisakti, Trubus Rahardiansyah, kepada Tempo di Kampus Universitas Trisakti pada Selasa, 8 Mei 2018. "Saya tidak punya kepentingan apa-apa."
Halte 12 Mei Reformasi sekaligus menjadi nama dua halte yang menempel, yakni Halte Grogol 1 dan Halte Grogol 2. Atas usulan Universitas Trisakti namanya diubah menjadi Halte Grogol 1-12 Mei Reformasi dan Halte Grogol 2-12 Mei Reformasi per 10 November 2013. Perubahan nama bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan.
"Nama itu dipilih agar masyarakat selalu ingat pada peristiwa yang memicu perubahan di negeri ini," kata Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 10 November 2013 dalam peresmian.
Empat mahasiswa Trisakti tewas di ujung peluru pada 12 Mei 1998, yang menandai kejatuhan Soeharto pada 21 Mei 1998. Para pemuda yang gugur sebagai tumbal Reformasi 1998 tersebut adalah Elang Mulia Lesmana (kelahiran 5 Juli 1978), Hafidhin Royan (28 September 1976), Hendriawan Sie (3 Mei 1978), serta Heri Hartanto (5 Februari 1977).
Suasanan disekitaran Halte Trasjakarta Grogol 2 12 Mei Reformasi di Grogol, Jakarta, 10 Mei 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pada Februari 2018, entah kenapa, nama itu lenyap di halte Transjakarta tersebut.
Kepala Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo menegaskan tidak pernah ada rencana mengembalikan menjadi Halte Grogol 1 dan Halte Grogol 2. "Tidak ada perubahan," ucapnya pada Minggu, 18 Februari 2018.
Trubus menuturkan, petugas satuan keamanan (satpam) Trisakti yang pertama melihat kejanggalan itu. Informasi itu pun meluas di internal kampus. Trubus adalah salah satu yang mencoba mengajak beberapa dosen dan Rektorat agar mempersoalkannya.
Upaya balik nama tak semudah yang diperkirakan. Humas PT Transjakarta saat itu menyatakan nama sebenarnya bukan Halte 12 Mei Reformasi, melainkan Grogol 1 dan Grogol 2. Namun, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono justru berpendapat sebaliknya.
"Mereka (manajemen PT Tranjakarta) katanya orang baru," ucap Trubus.
Syukurlah, akhirnya dengan upaya keras nama halte tersebut bisa dikembalikan menjadi Halte 12 Mei Reformasi.
"Sudah kami ubah, kok," Wibowo kepada Tempo pada Selasa, 1 Mei 2018.
Nama Halte 12 Mei Reformasi bukan sekedar penanda pemberhentian penumpang Bus Transjakarta, tapi juga pengingat bahwa darah anak bangsa ini pernah tertumpah untuk menumbangkan rezim lalim. Setelah 20 Tahun Reformasi masih ada yang tersisa dari Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.