Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Tahun Reformasi: Tragedi Trisakti, Rusuh, dan Jalanan Sunyi

image-gnews
Polisi dengan senapan mengintai setelah terjadinya aksi penembakan mahasiswa Trisakti tahun 1998 di Jakarta. TEMPO/RULLY KESUMA
Polisi dengan senapan mengintai setelah terjadinya aksi penembakan mahasiswa Trisakti tahun 1998 di Jakarta. TEMPO/RULLY KESUMA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 tak terlupakan bagi Ebi. Kini, setelah 20 Tahun Reformasi, wartawan media internasional itu mengenang mencekamnya suasana Jakarta di tengah krisis.

Insiden bermula ketika mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan demonstrasi di kampus mereka, Jalan Kyai Tapa Nomor 1, Grogol, Jakarta Barat, tepatnya Selasa, 12 Mei 1998.

Terjadi penembakan pada malam hari yang mengakibatkan empat mahasiswa tewas, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

BacaPengamat Kritik Anies-Sandi Ubah Nama Halte Bus 12 Mei Reformasi 

Sehari berikutnya, para mahasiswa yang gugur dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ebi dan beberapa rekan wartawan lain hadir untuk meliput pemakaman.

"Kami serombongan pakai taksi," katanya kepada Tempo pada Selasa, 1 Mei 2018.

Belum sampai ke lokasi pemakaman, para wartawan mendengar informasi terjadi kerusuhan di Jelambar, Jakarta Barat, yang tak jauh dari Trisakti. Tak pikir panjang, taksi diarahkan balik arah menuju Jelambar.

Peristiwa tak terduga dialami Ebi begitu sampai di lokasi. "Aku pribadi belum pernah lihat itu, bagaimana orang-orang secara sistematis membakar ruko-ruko di Jelambar."

Tak hanya itu, dia menyaksikan seseorang ditarik keluar dari dalam mobil secara paksa. Saat itulah, fotografer yang menemani Ebi mengajaknya bersembunyi.

Fotografer itu ketakutan karena pernah mengalami kerusuhan Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1992 yang dikenal dengan LA Riots. Sama saja, yakni berujung penjarahan, pembakaran, dan kekacauan sipil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, Ebi dan rekannya tadi menginap di rumah warga. Mereka baru beranjak pulang ke daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada keesokan harinya, Kamis, 14 Mei 1998.

Ebi beruntung karena ada tukang ojek yang bersedia mengantar. "Karena saat itu sepi, jalanan pun sepi, nggak ada yang mau keluar.”

Nasib mirip dialami Solikin, petugas keamanan di Kampus Fakultas Kedokteran Trisakti. Dia kerepotan pulang dari tempatnya biasa menunggu bus di Rumah Sakit Sumber Waras, tak jauh dari Kampus Trisakti.

Solikin bekerja di Trisakti sejak 1995. Pada saat kejadian penembakan 12 Mei 1998, dia sedang libur kerja. Namun, Solikin terkena dampak dari kekacauan di Jakarta. Salah satunya adalah susahnya mencari bus umum menuju dan dari Trisakti.

Saat itu, dia masih kos di daerah Kalideres, Jakarta Barat. Sehari-hari, Solikin menumpang bus umum untuk menjangkau tempat kerjanya. Tapi beberapa hari setelah kejadian, bus umum seperti hilang.

"Ada satu-dua (bus) tapi jarak berangkatnya lama banget," kata dia.

Pernah satu kali dia ingin berangkat kerja naik ojek. Si tukang ojek tiba-tiba meminta ongkos Rp 20 ribu begitu sampai di lokasi. Padahal, perjanjian awalnya Rp 10 ribu. "Karena nggak mau ribut, saya kasih aja." 

Solikin menuturkan, kondisi saat itu memang kacau balau. Karena berat di ongkos, dia meminta izin libur selama empat hari. Bahkan, para dosen Trisakti juga banyak yang libur.

"Terutama dosen yang keturunan Cina banyak yang khawatir,” tutur Solikin, mengenang pengalamannya setelah 20 Tahun Reformasi, yakni ketika Tragedi Trisaksi pada 1998.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

42 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

49 hari lalu

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono (tengah) memimpin pertemuan kelompok G-33 menjelang Konferensi Tingkat Menteri ke-13 (KTM13) WTO di Abu Dhabi, PEA, Minggu (25/2/2024). (ANTARA/HO-Ditjen PPI Kemendag/dok.pri)
Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.


Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

49 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.


Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

49 hari lalu

Aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta, Senin, 12 Januari 2024. Foto: Michelle Gabriela Momole/TEMPO
Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.


Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

57 hari lalu

Paian Siahaan orang tua Ucok Munandar saat memberikan keterangan pers dalam
Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.


Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.


Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 18 Agustus 2023. Kegiatan yang dihadiri ribuan relawan Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko (PraBu) se-Jateng tersebut untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.


Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Paus Fransiskus bertemu Presiden Argentina Javier Milei di Vatikan, 12 Februari 2024. Vatican Media/Handout via REUTERS
Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan


Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Mahasiswa membentangkan spanduk saat aks #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 23 September 2019. Aksi damai ini sebagai aksi menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.


Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

11 Februari 2024

Mahasiswa Universitas Trisakti bergandengan saat aksi Trisakti Bergerak di Tugu Reformasi, Jakarta, Jumat 9 Februari 2024. Sivitas akademika Universitas Trisakti yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, dan alumni menggelar Trisakti Bergerak untuk menyatakan Maklumat Trisakti melawan tirani itu menolak berbagai pelanggaran etika dan selamatkan demokrasi. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

Guru besar dan sivitas akademika Universitas Trisakti turun ke jalan kritisi Jokowi. Berikut sejarah universitas yang identik dengan gerakan reformasi