TEMPO.CO, Jakarta - Pihak kepolisian masih terus mendalami motif kerusuhan di Rumah Tahanan Teroris Mako Brimob Kelapa Dua termasuk kaitan pelaku dan bahan peledak berjenis triacetone triperoxide (TATP).
Pas bentrokan terjadi di Blok C Rutan Mako Brimob antara kubu napi teroris Wawan Kurniawan dan pasukan Detasemen Khusus 88 Antiteror, dalam kompleks rutan sedang dilakukan pemeriksaan terhadap tiga anggota kelompok teroris Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang ditangkap saat merakit bom berjenis TATP dan berencana melakukan bom bunuh diri di beberapa kantor polisi di Bogor, Jawa Barat.
Mereka adalah M. Mulyadi, Abid Faqihuddin, dan Anang Rachman alias Abu Arumi. “Lokasi pemeriksaan Densus bersampingan dengan Blok C,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mako Brimob, Depok, Rabu 9 Mei 2018.
Baca : Usai Kejadian Mako Brimob, 13 Tahanan Dibawa ke Polres Jaksel
Selama suasana rusuh yang menyebabkan enam orang tewas, puluhan tahanan memasuki ruang barang bukti untuk merebut senjata dan bom rakitan.
Komandan Korps Brimob, Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, mengatakan senjata dan bom itu adalah barang bukti dalam sejumlah kasus terorisme yang masih dalam penyidikan.
Barang bukti itu disimpan dalam sebuah ruangan di gedung yang terpisah dari blok para tahanan. “Patut diduga mereka sudah tahu,” kata Rudy di lokasi rusuh, di Mako Brimob Depok, Kamis, 10 Mei 2018.
Petugas kepolisian membawa jenazah korban kerusuhan Rutan Mako Brimob menggunakan mobil ambulans di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, 9 Mei 2018. ANTARA/Elora
Diduga bom rakitan jenis TATP yang berhasil dirampas tahanan teroris saat itu merupakan barang bukti milik tiga anggota JAD yang lagi diperiksa.
Bahan peledak jenis TATP sering digunakan oleh JAD dalam beberapa aksi teror di Indonesia dengan model bom panci. Beberapa sel ISIS di seluruh dunia juga identik dengan TATP.
Simak juga : Jejak Provokator Kerusuhan Mako Brimob Terkait Bom Cicendo
Jika menilik ke belakang, ada beberapa senyawa kimia yang kerap dijadikan bahan peledak utama bom panci. Kasus bom panci di Bandung, misalnya. Pihak Kepolisian menemukan bahan peledak TATP (triacetone triperoxide).
Bahan TATP yang diincar dalam rusuh di Mako Brimob ini memiliki daya ledak tinggi dengan kecepatan rambat reaksi mencapai 5.300 meter per detik, termasuk bahan peledak kategori primer. Berbeda dengan jenis primer, bahan peledak kategori sekunder tidak mudah meledak. Bom di New York yang terjadi pada September 2016, juga menggunakan bom panci dengan bahan peledak TATP.