TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengutuk keras aksi terorisme bom Surabaya dan bom Sidoarjo, Jawa Timur, pada Ahad 13 Mei 2018. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI Najmuddin Ramly menyebut terorisme sebagai extraordinary crime of humanity.
Najmuddin juga menyampaikan belasungkawa terhadap para korban ledakan bom di sejumlah gereja tersebut.
"Kalau boleh ada kata lebih keras dari mengutuk, kami gunakan," ujarnya saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin, 14 Mei 2018. "Mengutuk kepada pelaku dari mana pun asalnya, apa pun motifnya, apa pun argumentasinya."
Baca: Bom Surabaya, Polisi: Laporkan Akun Twitter Pendukung Terorisme
Menurut Najmuddin, penanganan terorisme sejatinya tidak hanya dibebankan kepada pihak kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tapi juga harus melibatkan banyak pihak. Ia mencontohkan peran Kementerian Agama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Islam dan mantan teroris dalam hal pembinaan para pelaku teroris.
"Jadi soal terorisme ini tidak hanya membiarkan polisi, BNPT, yang bekerja sendiri di mana anggarannya terbatas," ujarnya. "Tapi melibatkan seluruh kementerian terkait, yang bersama-sama tentunya, dengan membuat sebuah strategi penanganan terorisme secara permanen, komprehensif, holistik, dan berjangka panjang."
Namun Najmuddin menyesalkan terbunuhnya para terduga teroris di Cianjur oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Sabtu, 12 Mei 2018. Ia berharap terduga teroris dapat ditangani dan diproses sesuai dengan hukum apabila keadaan tidak begitu mendesak.
SALSABILA PUTRI PERTIWI | TD