TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan pemerintah DKI belum mendapat laporan hal mencurigakan seperti aksi teroris atau teror bom di 15 mal ada di ibu kota kendati Jakarta Siaga 1.
"Kami pastikan fasilitas publik termasuk mal terpantau dan belum ada laporan yang mencurigakan," kata Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.
Sandiaga mengomentari beredarnya pesan berantai (broadcast) agar masyarakat tak mengunjungi 15 mal di Jakarta. Dalam pesan itu juga disebutkan lima mal yang harus dihindari masyarakat di Kota Surabaya.
Sejumlah mal yang disebutkan harus dihindari di antaranya Grand Indonesia, Plaza Indonesia, FX Sudirman, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall, Central Park, Kota Kasablanka, dan delapan mall lainnya. Tertulis pula bahwa info itu berasal dari Badan Intelijen Negara dan Densus 88.
Pesan berantai tersebut muncul menyusul kerusuhan oleh tahanan dan narapidana terorisme di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok pada Selasa hingga Kamis pekan lalu. Kerusuhan itu disusul teror beruntun berupa ledakan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan info itu hoax. Info itu juga dibantah juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono. "Berkaitan dengan broadcast yang beredar, saya sampaikan, itu tidak benar," katanya.
Sandiaga Uno meminta masyarakat tak menyebarkan informasi yang membuat cemas.
Baca: Tante Terduga Teroris Batti Sebut Familinya di Depok Sedang Sakit
Apalagi, ujar dia, informasi tentang aksi terorisme yang tak benar itu berpotensi mengganggu aktivitas perekonomian pusat perbelanjaan. "Mal itu kan bergantung pada ekonomi dan bisa mengganggu lapangan pekerjaan," kata Sandiaga. "Jangan sampai juga nanti memberatkan kita, terutama memasuki bulan Suci Ramadan."