TEMPO.CO, Jakarta Jakarta - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah memeriksa Komariah, ibu dari Muhammad Rizky Saputra (10), korban tewas di acara bagi sembako di Monumen Nasional (Monas) selama 4,5 jam.
Dalam pemeriksaan kali ini, Komariah dimintai keterangan perihal pernyataannya yang mengatakan bahwa anaknya terinjak-injak saat itu.
Komariah, kata penyidik, membenarkan adanya bekas luka injakan di bagian tubuh sang anak. "Kalau akibat injakan ada, di tumit kaki. Satu titik itu, itu saja kalau bekas lukanya. Tapi kalau sebab meninggalnya, detailnya coba tanya ke rumah sakit yang bisa jawab," ujar kuasa hukum Komariah, Irvan Iskandar di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Mei 2018.
Indra menuturkan, kliennya tak memberikan banyak keterangan mengenai peristiwa saat anaknya terinjak-injak. Komariah, kata Indra, justru menjelaskan kronologi meninggalnya Rizky saat tiba di RS Tarakan, Jakarta Pusat.
Selain itu, penyidik juga menanyakan perihal riwayat kesehatan Rizky. Komariah menjelaskan suhu badan sang anak memang menghangat ketika kelelahan. Namun Komariah sudah memastikan bahwa saat berangkat menuju Monas, anaknya dalam keadaan sehat.
Sebelumnya, Komariah melaporkan kasus kematian anaknya ke Bareskrim Polri pada 2 Mei 2018 lalu. Tapi kemudian, kasus tersebut dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
Komariah melaporkan Ketua Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Revano Santosa sebagai penyelenggara acara bagi-bagi sembako di Monas, Jakarta Pusat. Dave dituding lalai dalam acara itu sehingga menyebabkan Rizky tewas
Laporan Komariah diterima dengan Nomor LP/587/V/2018/Bareskrim tertanggal 2 Mei 2018. Dave dituding telah melakukan tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan kematian sebagaimana dalam Pasal 359 KUHP.
Namun selang beberapa hari, Komariah mengajukan surat pencabutan laporannya ke polisi."Dia (Komariah) merasa kejadian ini sebagai sebuah takdir oleh karenanya ia telah meminta permintaan damai dengan panitia dan menghilangkan tuntutan yang sudah diajukan," kata Irfan.
Selain Komariah, sebelumnya polisi telah memeriksa orangtua dari Mahesa Junaedi (12), ketua panitia bagi-bagi sembako di Monas 'Untukmu Indonesia' Dave Revano Santosa, dan tiga orang dokter Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat.