TEMPO.CO, Jakarta - Pusat belanja Grand Indonesia mengatakan jumlah pengunjung mal tersebut tidak berkurang meski marak teror bom dan kondisi Jakarta Siaga 1.
Public Relations Manager Grand Indonesia Dinia Widodo mengatakan traffic pengunjung yang datang ke Grand Indonesia terpantau ramai seperti hari biasa sebelum ada aksi teror.
"Traffic kami belum melihat ada penurunan yang berarti," kata Dinia kepada Bisnis, Selasa, 15 Mei 2018.
Senin lalu, nama Grand Indonesia menjadi satu dari 15 mal yang terkena hoax terkait dengan aksi teror di Jakarta. Kepolisian Daerah Metro Jaya menyebut pesan berantai mengenai Grand Indonesia dan belasan mal lain itu adalah hoax atau berita bohong.
Baca: Diincar Teror Bom, Polisi Lalu Lintas Dikawal Reserse Bersenjata
Menurut Dinia, penjualan tenant dan mitra dari Grand Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh isu yang sedang berkembang saat ini. "Perihal (penjualan) ini nampaknya kami harus cek ke rekan-rekan retail. Yang dapat kami pantau sejauh ini dari segi traffic memang masih seperti biasa," ucapnya.
Kendati demikian, pihak Grand Indonesia berharap akan ada peningkatan penjualan pada bulan puasa nanti dibandingkan dengan tahun lalu.
"Nanti menjelang tunjangan hari raya (THR) cair, kami akan menggelar midnight sale dengan harapan dapat meningkatkan penjualan tenant," ujarnya.
Menanggapi isu teror di berbagai daerah Tanah Air, Grand Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan dan keamanan. Peningkatan pengawasan tersebut tidak hanya di mal, tapi juga secara menyeluruh hingga kompleks Grand Indonesia yang berdampingan dengan pihak pengelola gedung sekitarnya.
Baca: Status Mal dan Jakarta Siaga 1, Para Pengunjung Mal: Gak Takut
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap masyarakat dapat kembali merasakan kenyamanan dan keamanan tinggal dan beraktivitas di Ibu Kota.
"Di Grand Indonesia memang walaupun masih ramai, ada kekhawatiran masyarakat paling tidak yang mau datang, aman enggak, sih. Kasihan juga kalau misalnya nanti tidak ada yang beraktivitas, ekonomi turun, akhirnya lapangan kerja terdampak. Jadi jangan sampai kita menyebarkan kepanikan berita hoax yang akhirnya bisa berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat," kata Sandiaga Uno.