TEMPO.CO, Jakarta - Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Polisi Indarto khawatir terhadap potensi konflik dari aktivitas Sahur on the Road selama Ramadan 1439 Hijriyah/2018 Masehi.
"Gangguan ketertiban bisa terjadi manakala kelompok 'sahur on the road' satu dan yang lain bertemu, nongkrong, saling lempar petasan, lalu biasanya berakhir dengan aksi tawuran. Lebih baik dihindari saja situasi demikian," katanya di Bekasi, Rabu 16 Mei 2018.
Indarto khawatir karena massa yang menggelar sahur on the road biasanya melakukan konvoi di jalanan dengan mengendarai sepeda motor juga mobil. Bahkan tidak jarang pula rombongan sahur on the road kerap melengkapi kendaraannya dengan pengeras suara untuk membangunkan sahur warga sekitar yang mereka lewati saat konvoi.
Baca: Sandiaga Uno Minta Masyarakat Tak Sahur on the Road saat Ramadan
Untuk itu, Polres Metro Bekasi Kota mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas tersebut.
"Sejauh ini baru sekadar imbauan, tapi akan menjadi larangan jika lantas ada yang tetap menggelarnya dan berdampak pada timbulnya peristiwa yang mengganggu ketertiban umum," katanya.
Indarto menyarankan agar kegiatan itu digelar di lingkungan perumahan atau perkampungan dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti kentongan atau bedug. "Atau cukup lakukan di kampung-kampung atau komplek rumah pakai kentongan seperti zaman dulu. Jadi tidak mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga yang lain," ujarnya.
Pada era teknologi canggih seperti sekarang ini, kata dia, warga yang akan sahur cukup memasang alarm agar bisa bangun tepat waktu. "Sehingga tidak perlu lagi ada iring-iringan konvoi sahur on the road membangunkan sahur," katanya.
ANTARA