TEMPO.CO, Jakarta – Salah satu operator ojek online terkenal di Indonesia, Gojek telah melaporkan mengenai informasi hoax yang menyebut bahwa mitra Gojek telah disusupi anggota ISIS.
Vice President Corporate Communications Gojek Michael Say mengatakan perusahaannya telah melaporkan penyebar isu hoax kepada polisi.
"Pada Kamis, 17 Mei 2018, kami telah melaporkan secara resmi ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya terkait dengan Informasi Hoax yang tersebar di sosial media sosial tersebut," kata Michael saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 Mei 2018.
Baca: Gojek Jawab Keluhan Pengemudi Soal Tarif Ojek Online Rp 1.600/km
Dari informasi yang beredar di media sosial lewat aplikasi pesan WhatsApp, disebutkan anggota ISIS telah menyusup menjadi mitra Gojek. Tak hanya itu, setelah menyusup dalam informasi itu disebutkan pula bahwa anggota ISIS yang menyamar menjadi mitra Gojek memberi racun pada makanan yang dipesan melalui Go-Food.
Untuk mengantisipasi isu hoax ini, Gojek telah melakukan klarifikasi melalui Twitter pada Rabu, 16 Mei 2018. Dalam salah satu cuitanya, Gojek menuliskan mengecam ada hoax tersebut dan dinilai merugikan para pengemudi Gojek. Hingga Jumat, 18 Mei 2018, pukul 11.10 WIB sudah diretweet sebanyak dua ribu akun dan mendapat like dari 549 akun.
Michael mengatakan Gojek perlu mengakhiri dan memastikan terungkapnya pelaku utama beredarnya hoax ini. Sebab, kata dia, hal itu sangat berkaitan dengan kesejahteraan mitra dan pengemudi Gojek.
"Kami harus melindungi mitra kami yang bekerja keras melayani pelanggan dan menafkahi keluarganya," kata dia.
Karena itu, Michael memohon bantuan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan berita hoax soal Gojek yang tidak jelas kebenarannya.