TEMPO.CO, Bogor - Curah hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur merata di wilayah Bogor pada Minggu sore hingga malam, 20 Mei 2018, mengakibatkan sejumlah wilayah di kota tersebut diterjang bencana tanah longsor dan banjir.
Meski tidak ada korban jiwa dan luka-luka, bencana tanah longsor yang terjadi di delapan titik di Kota Bogor itu menyebabkan puluhan rumah rusak, bahkan beberapa di antaranya ambruk akibat longsoran tanah.
Baca: Bencana Longsor Landa Bogor Akibat Hujan Sore hingga Malam
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga Budi Suhardi mengatakan cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Bogor ini merupakan dampak peralihan musim penghujan ke musim kemarau.
"Meski masa transisi atau peralihan musim ini sudah lewat, namun cuaca ekstrem yang melanda wilayah Bogor dalam dua pekan terakhir lebih disebabkan karena Bogor merupakan wilayah yang kami sebut zona non-musim," katanya.
Budi menuturkan wilayah Bogor merupakan zona non-musim atau termasuk wilayah abu-abu dalam pemetaan cuaca yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga karena sangat susah menentukan perbedaan musim hujan dan kemarau. "Banyak faktor yang menyebabkan wilayah Bogor menjadi wilayah abu-abu karena tidak kentara perbedaan musim hujan dan musim kemarau dengan jelas," ujarnya.
Sebelummya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor Ganjar Gunawan memaparkan area terparah yang dihantam tanah longsor.
"Bencana tanah longsor yang paling parah akibat hujan lebat yang mengguyur Kota Bogor hari Minggu kemarin terjadi di Kampung Sukajadi RT 04 RW 19, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor," ucapnya, Senin, 21 Mei 2018.