TEMPO.CO, Jakarta - Dhawiya Zaida hanya tertunduk memandangi lantai. Demikian pula sang pacar, Muhammad. Tak sekali pun keduanya menengadahkan kepala ke arah puluhan wartawan yang hadir dalam konferensi pers di Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 28 Mei 2018.
Dhawiya dan Muhammad mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye. Dhawiya juga mengenakan kerudung hitam yang menutupi sebagian kepala. Tangannya terlihat menenteng sebuah tas kecil.
Dhawiya dan Muhammad ditetapkan sebagai tersangka atas kasus narkoba. Mereka ditangkap polisi pada 16 Februari 2018 di kediaman orang tua Dhawiya, biduan dangdut Elvy Sukaesih, di Cawang, Jakarta Timur. Selain menangkap pasangan itu, polisi membekuk dua anak laki-laki Elvy, yaitu Syehan dan Ali Zaenal Abidin. Istri Syehan, Chauri Gita, ikut diciduk.
Berdasarkan hasil tes urine, lima orang itu terbukti telah menggunakan narkoba jenis sabu. Bahkan polisi menyita sabu seberat 0,38 gram dari Muhammad dan 0,45 gram dari Dhawiya.
Polisi telah merampungkan pemeriksaan terhadap Dhawiya dan Muhammad. Mereka telah diserahkan ke Kejaksaan Tinggi Jakarta untuk menjalani proses hukum selanjutnya. Pada hari penyerahan itu, polisi memastikan kedua tersangka dalam kondisi sehat. "Kesehatan stabil, sudah diperiksa, tensi normal," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Raden Prabowo Argo Yuwono
Sesaat setelah menghadiri konferensi, Dhawiya segera berjalan meninggalkan kerumunan. Ia beranjak ke mobil tahanan didampingi seorang polwan. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut perempuan itu. Semua pertanyaan wartawan tak digubris sama sekali.
Karena menenteng tas kecil di depan perutnya, tersibaklah lengan Dhawiya. Di dekat pergelangan tangan kirinya, tercetak tulisan berwarna hijau "Miss You Dad”. Tidak diketahui sejak kapan Dhawiya memiliki tulisan itu di tangannya.
Ayah Dhawiya Zaida, Zaidun Zeidh Abu Bakar, meninggal pada 2002 karena komplikasi jantung. Anak perempuan Elvy Sukaesih itu memang dekat dengan sang ayah. Karena itu, saat ayahnya tiada, ia merasa sangat terpukul.