Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Kota Bogor Tetapkan KLB dalam Kasus Keracunan Keong Sawah

image-gnews
Sayur keong sawah atau tutut. TEMPO/Aris Andrianto
Sayur keong sawah atau tutut. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kota Bogor menetapkan kejadian keracunan massal, yang menimpa 108 warga Kampung Sawah, RW 07, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, akibat makan olahan keong sawah alias tutut saat berbuka puasa sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Karena korbannya cukup banyak, dalam kejadian keracunan massal yang diduga dari masakan keong tutut ditetapkan sebagai KLB di Kota Bogor," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Siti Robiah, Selasa, 29 Mei 2018.

Baca: Buka Puasa dengan Makanan Keong Sawah, Puluhan Warga Bogor Keracunan

Siti mengatakan penetapan kriteria KLB yang dilakukan Pemkot Bogor bukan hanya karena korbannya mencapai 108 orang, tapi juga karena terjadi pada waktu bersamaan dan tempat yang sama.

"Bahkan semua korban pun mengkonsumsi makanan dengan jenis yang sama serta gejala penyakit yang sama pun dirasakan oleh semua korban" ujarnya.

Siti menambahkan, hingga saat ini, petugas Dinas Kesehatan Kota masih menunggu hasil laboratorium sampel masakan keong sawah, yang diduga menjadi penyebab warga Kampung Sawah keracunan setelah menyantapnya saat berbuka puasa. "Kami masih menunggu hasil laboratorium sehingga diketahui penyebab pastinya," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengakui masakan keong sawah saat ini menjadi makanan favorit masyarakat dan makin marak penjual masakan keong sawah di Kota Bogor. Karena itu, pihaknya menghimbau masyarakat tetap berperilaku sehat. "Perilaku hidup sehat dan mengkonsumsi dan pengolahan makanan yang sehat agar tetap diperhatikan agar kejadian seperti saat kemarin tidak terulang," tuturnya.

Adapun Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bogor Kota Komisaris Didik Purwanto mengatakan, berdasarkan hasil keterangan YY, tersangka yang memasak, mengatakan ia mendapat pasokan tutut itu dengan mencarinya sendiri di sawah dan dibeli dari pasar.

"Kemungkinan keong-keong yang diperoleh dari pasar itu kondisinya sudah mati sehingga tidak higienis. Namun kami tetap masih menunggu hasil laboratorium untuk kepastian (keracunan tersebut)," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

2 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul saat terjadi keracunan makanan dan cara untuk menghindari keracunan makanan


Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

2 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com
Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?


Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

27 hari lalu

Minyak Atsiri
Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses penyulingan.


Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

48 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

Racun yang terdapat dalam ikan buntal bernama racun tetrodotoxin, yang dinilai ribuan kali lebih berbahaya dibandingkan sianida.


Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

49 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

Tiga orang warga Desa Haria, Saparua, Maluku Tengah meninggal akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal


Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

50 hari lalu

Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti
Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

Kenali tanda dan gejala orang keracunan vitamin D agar tak sampai membahayakan kesehatan, bahkan menyebabkan kematian.


Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

50 hari lalu

Ilustrasi vitamin D. Foto : Shutterstock
Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

Keracunan vitamin D disebut sebagai salah satu faktor penyebab kematian seorang lansia di Inggris. Pahami dosis yang dianjurkan agar tak berlebihan.


Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

52 hari lalu

Ilustrasi nasi (Pixabay.com)
Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

Saat ingin memakan nasi sisa, penting untuk memahami soal penyakit karena keracunan makanan. Berikut saran pakar soal nasi sisa.


Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

4 Februari 2024

Polisi dan tim kesehatan memeriksa warga  korban keracunan makanan di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Sabtu 3 zFebruari 2024. ANTARA/HO-Polres Garut
Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

Polisi mengambil sampel sisa makanan yang diduga menjadi penyebab 14 orang keracunan makanan tersebut untuk diuji di laboratorium.


Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

26 Januari 2024

Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com
Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

Pakar menyebut sebanyak 42 persen penyebab keracunan makanan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri. Ini yang perlu diperhatikan.