TEMPO.CO, Tangerang - Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengatakan manajemen Garuda Indonesia masih membuka ruang diskusi dengan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG). Langkah ini diambil terkait dengan ancaman mogok kerja dari Sekarga dan APG. "Agar menemukan titik temu," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis, 31 Mei 2018.
Manajemen Garuda khawatir ancaman mogok ini akan mengganggu pelayanan kepada konsumen karena menjelang peak season Lebaran. “Kami tentunya berharap rekan-rekan APG dan Sekarga dapat tetap memprioritaskan komitmen terkait upaya pemenuhan hak konsumen,” katanya. “Periode peak season ini membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk rekan-rekan pilot."
Menurut Hengky, manajemen Garuda berharap APG dan Sekarga dapat memprioritaskan upaya konsolidasi atas permasalahan yang mereka ungkapkan, khususnya demi kepentingan kelancaran layanan kepada konsumen.
Hengki menambahkan, aksi mogok bukan satu-satunya solusi atas permasalahan yang disampaikan APG dan Sekarga. "Kami percaya masih banyak upaya lain, khususnya yang mengedepankan prinsip kebersamaan yang dapat dilakukan oleh rekan-rekan APG dan Sekarga selain aksi mogok," ucapnya.
Menurut Hengky, rencana aksi mogok itu perlu dipertimbangkan karena justru akan makin memperberat upaya peningkatan kinerja operasional maskapai yang saat ini tengah berupaya mempertahankan rata-rata capaian on time performance 90 persen, yang berhasil diraih pada Mei ini.
Pada momentum ini, manajemen Garuda Indonesia juga turut menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya menciptakan hubungan industrial yang kondusif dengan mengesampingkan kepentingan sektoral masing-masing.