TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok mengusulkan ke Bappenas agar DKI Jakarta tidak perlu lagi mengambil pasokan air dari sungai Ciliwung untuk perusahaan air minum daerah atau PDAM (dalam hal ini PAM Jaya).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Depok, Widyati Riyandani menyampaikan bahwa kebutuhan air bersih bersih warga baru terlayani sekitar 171 persen.
Kapasitas produksi PDAM Depok baru mencapai 1.095 liter per detik. “Sistem penyediaan air minum PDAM yang dimiliki itu ada lima buah” ujar Widyati kepada Tempo di Kantor Walikota Depok Senin 28 Mei 2018.
Baca : PDAM Depok Target 157 Ribu Pelanggan Pada Tahun 2021
Pemerintah Kota Depok kata Widyati terus mengenjot penambahan jaringan pipa PDAM. Pembangunan jaringan pipa dari timur menuju ke barat terus telah dilakukan. “Target penggunaan air PDAM 100 persen pada tahun 2021,” kata dia.
Langkah lain yang dilakukan menurut Widyati yakni dengan menambah kapasitas pengolahan air baku. Selama ini air baku didapatkan dari Ciliwung dan Angkeuntuk Kali Krukut dengan kapasitas kecil. “Kami juga meminta sumber air bersih dari Kali Pesangrahan” paparnya.
Dijelaskannya pertumbuhan penduduk Kota Depok yang terus bertambah. Pemkot Depok juga mengusulkan ke Bappenas agar DKI Jakarta tidak perlu lagi mengambil dari sungai, termasuk Ciiliwung.
“Kami sampaikan bahwa bisa tidak kalau DKI menggunakan rekayasa teknologi dengan desalinasi air laut menjadi air minum” tutur dia.
Jadi, kata Widyati, kedepannya yang mengolah debit air Ciliwung cukup Depok dan Bogor. Depok dan Bogor secara geografi tidak memungkinkan membangun desalinasi air laut. “Kalau DKI mungkin bisa secara teknologi dan anggaran” ucapnya.
Menurut Widyati, solusi lainnya dengan mengolah air dari Sungai Citarum. Kendalanya posisi Kota Depok yang lebih tinggi dari Citarum. “Kalaupun harus dilakukan butuh teknologi dan anggaran yang besar,” dia menambahkan soal potensi PDAM Depok mengolah air Citarum.