TEMPO.CO, Jakarta- Baliho raksasa bergambar Sam Aliano dan doa agar menjadi Presiden RI tak berumur panjang. Belum genap sepekan bertengger di pinggir jalan kawasan Pancoran dan Warung Buncit, Jakarta Selatan, papan reklame itu sudah tak ada di tempat semula.
Bahkan, salah satu baliho dirusak. "Hilang dan dirusak orang tak bertanggung jawab," kata Sam melalui pesan WhatsApp kepada Tempo hari ini, Sabtu, 2 Juni 2018.
Baca: Sam Aliano, Sayembara Karangan Bunga dan Donald Trump
Pria keturunan Turki ini menilai peristiwa yang dialaminya adalah kekejaman politik yang membuat panik masyarakat. "Ini dapat menjadi ancaman bagi bangsa dan negara."
Dia pun berencana menggelar jumpa pers hari ini untuk menjelaskan kronologi serangan terhadap balihonya di dua tempat di Jakarta. Sam Aliano sedang memepertimbangkan untuk melapor ke polisi.
Baliho besar tersebut memuat doa Ramadan dan foto profil Sam mengenakan beskap hitam, kain batik, dan blangkon. Dia berdiri dengan kedua tangan menengadah dengan leher diselempang kain tenun. Baliho itu dipasang pada Rabu, 30 Mei 2018, di Pancoran dan Warung Buncit.
Baliho itu juga memuat doa agar partai besar memilih dirinya sebagai calon presiden tunggal.
Sam menyatakan, sudah mendapatkan izin dari pemerintah daerah. Bos Samco Grup ini juga bukan kali pertama memasang baliho yang memamerkan wajahnya. Dia pernah muncul di baliho sedang menyapu sampah di bawah flyover Pancoran. Dia mengenakan seragam, rompi, topi, dan sepatu boot orange.
Sam Aliano telah mengumumkan rencananya ikut Pemilihan Presiden 2019. Dia mengklaim didukung Relawan Save 2019, yang mendukung Sam Aliano dan Veronica Tan sebagai capres-cawapres. Dalam deklarasi di Gedung Joeang '45 pada April 2018, Sam Aliano menyampaikan pernyataan resmi keinginannya maju dalam Pilpres 2019.