TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, demi menjamin keselamatan arus mudik, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 1.360 sopir bus antarkota.
Tahun ini, pemeriksaan kesehatan sopir dilakukan di kantor perusahaan otobus (PO) masing-masing. “Berbeda dengan tahun lalu yang dilakukan di terminal,” ujar Koesmedi saat ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca: Cerita Anies Bertemu Sopir Bis 30 Tahun Lebaran Tanpa Mudik
Pemeriksaan kesehatan di PO, kata Koesmedi, dipilih karena tahun lalu terjadi penundaan keberangkatan bus sebanyak 5 persen akibat masalah kesehatan sopir baru diketahui menjelang keberangkatan. Ada 13 persen yang tetap diizinkan berangkat dengan persyaratan.
“Sekarang kami menghindari itu, jadi melakukan pemeriksaan ke PO. Kalau ada masalah kesehatan, bisa diselesaikan perusahaan bus," ucapnya.
Baca: Mudik Bakal Macet di Tol Cikunir, Begini Rencana Penanganannya
Menurut dia, beberapa bus juga biasanya tidak masuk ke terminal. Rombongan yang melakukan mudik secara bersama berangkat tanpa ke terminal. “Untuk menjaring itu juga,” tuturnya.
Sopir yang mengalami masalah kesehatan akan dilakukan penanganan medis dengan memberikan obat. Diberikan waktu seminggu untuk memulihkan kesehatan, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan lagi di terminal. “Kalau kesehatan sudah membaik, bisa berangkat,” katanya.
Baca: Ini Alasan Polda Metro Luncurkan Berteman Jakarta di Mudik 2018
Masalah kesehatan yang dialami sopir bus pada pemeriksaan menjelang arus mudik ini, kata Koesmedi, yakni tekanan darah dan kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini terjadi karena biasanya sopir berlebih dulu mengonsumsi minuman penambah stamina. “Kalau narkoba dan alkohol, sudah hampir tidak ada.”