TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah giat mengantisipasi maraknya penyebaran paham radikalisme yang berujung terorisme di seluruh masjid Ibu Kota.
Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spritual (Dikmental) DKI Hendra Hidayat meminta Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan pengelola masjid supaya mengundang penceramah yang tidak radikal. Dengan mengundang penceramah yang moderat, kesatuan bangsa tetap terjaga.
Baca: Ancaman Teroris, DKI Akan Tambah 300 CCTV untuk Asian Games
"Kami imbau kepada para pengurus masjid, DKM, agar menghadirkan penceramah yang mampu menyejukkan hati umat serta yang mampu menenangkan situasi dan kondisi agar tetap kondusif," kata Hendra di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Rabu, 6 Juni 2018.
Imbauan serupa juga dialamatkan kepada seluruh pengurus tempat ibadah, termasuk gereja, wihara, dan pura.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan terdapat 40 masjid di Jakarta yang terindikasi menyuburkan paham radikalisme. "Kami punya datanya di Biro Dikmental," kata Sandiaga di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Selasa, 5 Juni 2018.
Data masjid tersebut, menurut Sandiaga, telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Tapi, dia tak mau menyebutkannya. "Kami tidak bisa mengumbar nama masjidnya."
Pemerintah Provinsi DKI mengambil langkah-langkah untuk mendorong pengelola masjid menggelar kegiatan positif. Pembinaan yang dilakukan juga pemberdayaan perekonomian di masjid.