TEMPO.CO, Jakarta -Kepala terminal Kampung Rambutan Emiral August Dwinanto memastikan para supir bus antarkota, yang akan berangkat mengangkut penumpang Mudik 2018, harus melewati tes kesehatan yang ketat di pos kesehatan terpadu terminal.
"Dokter dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan BNN yang memeriksa para supir," ujar Emiral saat ditemui di terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat, 8 Juni 2018 terkait arus Mudik 2018.
Tes kesehatan tersebut, kata Emiral, terdiri dari pemeriksaan tensi darah, tes urin, dan pemeriksaan kadar alkohol dalam darah. Tes kesehatan dilakukan tidak hanya satu kali, melainkan setiap kali supir akan berangkat dari terminal. "Ini untuk memastikan semua supir dalam keadaan sehat," ujar dia.
Baca : Info Mudik 2018, Di Lebak Bulus Ada Sopir Bus Punya Darah Tinggi
Saat Tempo mengecek pos kesehatan tersebut, Rian Rhamodni, 47 tahun, seorang sopir bus tujuan Jakarta - Sidareja sedang diperiksa. Usai dicek urine, tekanan darah dan kadar alkohol Rian diperiksa oleh dokter.
Hasilnya, Rian dinyatakan dokter menderita tekanan darah tinggi namun masih bisa menyupir bus. Ia lalu diminta untuk meminum obat yang dokter racik. Rian lalu mendapatkan selembar surat jalan yang berisi keterangan "layak jalan dengan minum obat".
Petugas memeriksa urine sopir bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018. Selain memeriksa pengemudi, kondisi kelayakan kendaraan juga menjadi perhatian. ANTARA/Galih Pradipta
"Harus rajin minumnya, kalau enggak bisa tiba-tiba struk," ujar Rian usai diperiksa.
Rahmadhani, salah seorang dokter di pos menjelaskan pemeriksaan kesehatan baru dilakukan selama dua hari. Di hari pertama, sebanyak 45 supir diperiksa. Lalu di hari kedua pada sore pukul 16.00, sudah sebanyak 21 supir diperiksa oleh dia.
Rahmadhani mengatakan para dokter yang bekerja untuk memeriksa para sopir bus Mudik 2018 kali ini sebanyak lima orang dengan sistem shift. Para dokter ini, kata Rahmadhani, akan bekerja hingga H+7 lebaran nanti.