TEMPO.CO, Bogor - Tarif bus antarkota di kawasan Bogor mengalami kenaikan selama musim mudik Lebaran. Penumpang mengeluhkan kenaikan itu karena dinilai terlalu tinggi. “Tadi saya beli tiket Rp 300 ribu per orang,” kata Mahyadi di Terminal Cileungsih Kabupaten Bogor, Minggu 10 Juni 2018.
Mahyadi berencana pulang ke kampung halamannya di Purwodadi, Jawa Tengah, menggunakan PO Garuda Mas. Menurut dia, pada hari biasa, harga tiket hanya Rp 120 ribu per orang. Karena itu kenaikan tarif yang dua kali lipat lebih itu membuatnya kaget. “Berat sih, tapi mau bagaimana lagi,” katanya.
Baca Juga:
Keluhan yang sama disampaikan Ayit Suwoyo yang akan pulang ke Kebumen, Jawa Tengah. “Mau nggak mau, karena Lebaran harus pulang, biar mahal tetep dibeli,” kata Ayit yang menggunakan PO Putera Mulya. Menurut Ayit, ia membeli tiket seharga Rp 350 ribu per orang. Padahal hari biasa hanya Rp 160 ribu.
Agen PO. Gajah Mungkur, Yusuf Pratomo, membenarkan adanya kenaikan tarif bus selama musim mudik Lebaran. “Ya kan penumpang bertambah otomatis operasional juga bertambah,” kata Yusuf di Terminal Cileungsih.
Yusuf mengatakan, kenaikan tersebut tidak sama untuk masing-masing perusahaan otobus. Namun rata-rata mengalami peningkatan 100 persen dibanding hari biasa. “Tarif naik sejak tanggal 5 Juni,” kata dia.
Yusuf mengatakan, kenaikan tertinggi tarif bus mencapai Rp 650 ribu untuk bus jurusan Solo dan Semarang. “Harga kembali normal pada 20 Juni nanti,” kata dia. (*)
Lihat juga video: Ini Strategi Bukalapak Memimpin Generasi Milenial sehingga Menjadi Unicorn