TEMPO.CO, Jakarta -Markas Besar Angkatan Darat melalui Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh menyebutkan pelaku pengeroyokan terhadap dua orang anggota kepolisian di Cijantung, Jakarta Timur Sabtu 9 Juni 2018 lalu diduga oknum yang tidak dikenal.
"Berdasarkan laporan dari Kodam Jaya melalui Kapendam Jaya, yang melakukan itu adalah kelompok orang tidak dikenal atau OTK,' ujar Denny dalam keterangan tertulisnya, Selasa 11 Juni 2018.
Baca : Kondisi Terakhir Dua Polisi Korban Pengeroyokan di Cijantung
Menurut Alfret Denny Tuejeh situasi pasca insiden penusukan dua anggota TNI di tempat billiard Al Diablo, Depok, pada Kamis, 7 Juni 2018 lalu rentan untuk diprovokasi oleh oknum tertentu.
Saat itu, anggota Brigade Mobil menusuk Serda Nikolas Kegomoi dan Serda Darma Aji di tempat billiar. Nyawa Serda Darma Aji tak tertolong setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Sedangkan Nikolas mengalami luka-luka.
"Sesungguhnya situasi seperti saat ini, sangat mudah dimanfaatkan pihak lain untuk memprovokasi dan mengadu domba institusi TNI dan Polri," Denny menambahkan.
Markas TNI AD pun, lanjut Denny, sudah mengintruksikan jajarannya untuk tidak mudah terprovokasi dengan menjaring informasi secara cerdas dan bijak, sehingga dapat mengeliminir berbagai kemungkinan resiko
Denny menegaskan, insiden tersebut tidak akan mempengaruhi kerja sama TNI-Polri, terutama menjelang Idul Fitri dan agenda besar lainnya seperti Pemilihan Kepala Daerah Serentak dan Asian Games Agustus mendatang.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menduga jika pelaku penyerangan (pengeroyokan) tersebut merupakan oknum tertentu. "Oknum, lah ya itu. Saya kira semua menyadari Polri dan TNI harus kerjasama yang baik. Kalau emang ada oknumnya ya tanggungjawab mereka sendiri," ujarnya, Senin 11 Juni 2018 saat ditemui di Mabes Polri.
TAUFIQ SIDDIQ | IMAM HAMDI