TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sudah mendapat laporan tentang atlet dan pelatih tarung derajat DKI yang belum menerima uang saku sejak awal tahun 2018. "Saya sudah mengirimkan pesan kepada teman-teman di KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga untuk memastikan tidak ada keterlambatan," kata Sandiaga di Pekan Raya Jakarta, Ahad, 17 Juni 2018.
Selain atlet tarung drajat, Sandiaga juga menerima laporan dari cabang olahraga lain. Namun ia tidak menyebutkan nama cabang-cabang olahraga tersebut. "Ada beberapa cabang lain juga yang melapor," katanya.
Baca: Atlet Tarung Drajat DKI Tak Dapat Uang Saku Sejak Awal Tahun
Sebelumnya, ada 11 atlet Tarung Drajat DKI yang belum menerima uang saku. "Waktu tahun lalu juga kayak gini. Mendekati lebaran anak-anak belum dapat (uang saku). Sehabis lebaran baru mereka dapat dengan sistem dirapel (dibayarkan sekaligus)," kata Sekretaris Umum Tarung Drajat DKI Jakarta Donni Mahendro saat dikonfirmasi Tempo, 12 Juni 2018.
Menurut Doni uang saku atlet dan pelatih terakhir mereka terima pada Desember tahun lalu. Selama ini tidak ada penjelasan kenapa uang saku atlet dan pelatih itu terlambat diberikan.
Untuk persiapan PON 2020, tarung derajat menyiapkan 11 atlet yang terdiri dari 9 putra dan 2 putri, 1 pelatih dan 1 asisten pelatih. Tiap atlet mendapat uang saku sebesar Rp 3,5 juta per bulan, pelatih Rp 4,4 juta per bulan, dan asisten pelatih Rp 4,3 juta per bulan.
Donni mengatakan sempat mempertanyakan hal ini ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta. Namun jawaban yang ia terima pun tak sesuai keinginan Pengurus Tarung Drajat DKI Jakarta. "Mereka (Dispora) bilang bukannya gak ada dana, tapi sedang diusahakan. Katanya mereka lagi bikin semacam proposal, tapi berhasil atau enggaknya mereka gak bisa janjikan," kata dia.
Donni mengatakan masalah ini juga ikut berpengaruh pada psikologis para atlet. Banyak yang akhirnya tak bersemangat untuk berlatih. Bahkan mulai ada yang mulai berpikir ulang untuk meniti jalan menjadi atlet. "Akhirnya mereka mulai berpikir kenapa gak fokus ke hal lain saja. Mereka jadi semacam lelah dengan kondisi kayak gini," kata Donni.
Sandiaga Uno mengatakan, uang saku itu penting untuk memastikan DKI bisa menjadi juara di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020. Karena itu dia berharap masalah ini segera diselesaikan.
EGI ADYATAMA