INFO METRO - Momen halal bihalal sekaligus hari pertama kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung setelah cuti bersama Hari Raya Idulfitri 1439 H, Kamis, 21 Juni 2018, digunakan oleh Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin untuk berpamitan. Pada 23 Juni mendatang, Solihin akan mengakhiri jabatan sebagai Pjs Wali Kota Bandung yang diembannya sejak 14 Februari 2018.
Sesuai jadwal tahapan pemilihan wali kota dan wakil wali kota (pilwalkot) Bandung, masa cuti kampanye Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung berakhir pada 23 Juni 2018. Dengan berakhirnya masa cuti kampanye, maka Ridwan Kamil mulai 24 Juni 2018 kembali memimpin Kota Bandung sampai akhir masa jabatannya pada September 2018.
Baca Juga:
“Pada pagi hari ini, tidak terasa sejak 14 Februari saya menjadi Pjs Wali Kota Bandung, sudah tiga bulan lebih saya di sini. Dan jabatan saya akan berakhir pada 23 Juni 2018,” ujar Solihin saat acara halalbihalal di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana.
Solihin mengucapkan terima kasih kepada para ASN Pemerintah Kota Bandung yang telah bekerja sama. “Atas nama pribadi dan keluarga, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh perangkat daerah yang selalu memberi bantuan. Semoga ini merupakan kebersamaan yang harus selalu dibangun agar Kota Bandung tetap terasa nyaman dan dicintai oleh semua,” katanya.
Kendati tak lagi berkantor di Balai Kota Bandung, ia berharap silaturahmi dengan para ASN Kota Bandung tetap terjalin dengan baik. Ukhuwah yang telah terbangun dengan baik harus selalu terjaga agar kokoh dan senantiasa membawa kebaikan.
Baca Juga:
Selama menjabat Pjs Wali Kota Bandung, Solihin mengaku banyak hal yang berkesan. Salah satunya adalah gaya komunikasi para pejabat daerah. Ia bersyukur bahwa para pejabat di Kota Bandung mudah diajak berkomunikasi dan berdiskusi.
“Saya lihat di Pemkot Bandung para pejabatnya sangat komunikatif, bisa diajak diskusi. Saya juga banyak menerima informasi, banyak belajar dari ASN di Kota Bandung,” tuturnya.
Satu hal yang ia catat selama memimpin Kota Bandung adalah, bahwa hubungan saling pengertian antara staf dan pimpinan. Itu adalah kunci membangun komunikasi yang baik.
"Kepercayaan lah yang menjadi pondasi hubungan tersebut. Dasarnya harus saling mempercayai,” katanya.
Ia juga percaya bahwa kesabaran dan keikhlasan merupakan sifat yang wajib dimiliki oleh pemimpin. Kedua hal tersebut yang bisa membuat pemimpin dapat terhindar dari stres, sehingga bisa melaksanakan kinerja dengan optimal.
“Yang penting beri kepercayaan kepada seluruh aparatur dengan baik, asalkan kita tetapkan saja targetnya,” ujar Solihin yang kembali menjabat sebagai Inspektur Provinsi Jawa Barat. (*)