TEMPO.CO, Bekasi - Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota menetapkan status siaga satu selama pemungutan suara dalam pemilihan kepala daerah ( Pilkada ) serentak pada Rabu, 27 Juni 2018. Polisi tidak segan-segan menembak mereka yang mengacaukan pesta demokrasi itu.
Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto mengatakan, tembak di tempat itu dikenakapn kepada orang yang melanggar keamanan dan mengganggu ketertiban umum. “Bukan asal tembak, melainkan sesuai dengan standar prosedur operasi,” katanya, Senin, 25 Juni 2018.
Baca: Pilkada Kota Bekasi, Rahmat Effendi 47,3 Mochtar Mohamad 4,7
Indarto mecontohkan, jika orang-orang yang membuat kekacauan itu tetap melawan saat ditangkap, polisi tidak segan untuk melepas tembakan. “Kami lumpuhkan, tembak kakinya," kata Indarto. Karena itu, kata dia, polisi yang berjaga akan dilengkapi dengan senjata laras panjang, rompi antipeluru, serta helm pengaman kepala.
Di Kota Bekasi ada dua pemungutan suara untuk memilih pasangan wali kota dan pasangan gubernur Jawa Barat. Polisi bakal meningkatkan pengawasan pada 26-27 Juni mendatang untuk menjamin keamanan.
Indarto mengatakan, selama proses pemungutan suara, sebanyak 1.700 personel dikerahkan untuk pengamanan. Jumlah itu belum termasuk bantuan dari instansi lainnya yang mencapai 800 personel. "Semuanya turun ke lapangan, setiap saat harus meningkatkan kewaspadaan," kata Indarto.
Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi diikuti dua pasangan calon. Pasangan nomor urut 1 Rahmat Effendi-Tri Adhianto, sedangkan pasangan nomor urut 2 adalah Nur Supriyanto-Adhy Firdaus.
Adapun untuk Pilkada Jawa Barat ada empat pasangan yang bertarung. Mereka adalah nomor 1 Ridwan Kamil-Uu Rijalululum, nomor 2 TB Hasanudin-Anton Charliyan, nomor 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan nomor 4 Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.