TEMPO.CO, Jakarta – Dua kasus begal terhadap pesepeda terjadi belum lama ini. Satu menyebabkan seorang direktur jenderal di kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kehilangan handphone dan si empunya terluka. Kasusnya terjadi di kawasan KotaTua, Jakarta Barat.
Kejadian kedua dialami Robertus Soutwell Bougie Hartono, warga Tangerang Selatan, di kawasan Bundaran Pondok Indah, Jakarta Selatan. Demi tidak terluka karena ancaman senjata tajam, Bougie merelakan handphone, duit, dan sepeda Cervelo S2 miliknya seharga Rp 30 juta dirampas.
Baca:
Begal di Pondok Indah Rampas Sepeda Rp 30 juta
Polisi Tembak Mati Penjambret iPhone X Dirjen PUPR
Satu pendiri komunitas Bike to Work, Toto Sugito, mengungkapkan bahwa begal sepeda telah mulai terjadi dua-tiga tahun lalu. "Terutama di daerah Bumi Serpong Damai, Alam Sutera, sering terjadi," kata Toto ketika dihubungi, Selasa 2 Juli 2018.
Untuk meminimalisir potensi menjadi korban begal sepeda, Toto memberikan beberapa tip. Pertama, kata Toto, menyimpan handphone ditempat yang tidak menarik perhatian selama berkendara. Contohnya dengan menyimpan dalam tas.
Baca juga:
Polisi Kantongi Identitas Penyuplai Sabu Reza Bukan
Menurut Toto, begal sepeda biasanya mengincar gadget handphone. Dari handphone mereka lalu melirik sepeda. “Maling sekarang sudah tahu sepeda mahal,” kata Toto.
Dia mengimbau para pesepeda tidak gowes sendirian pada waktu rawan. Toto menunjuk jam-jam Salat Subuh dan malam. “Terakhir, sekalian saja jangan pakai sepeda mahal saat jam rawan,” kata Toto.
Dalam kasus Bougie, pelaku begal berjumlah dua orang dengan menggunakan sepeda motor. Pelaku berusia sekitar 20-25 tahun dan mengancam dengan dua bilah senjata tajam. Bougie telah mengaduk ke Polsek Kebayoran Lama.