TEMPO.CO, Jakarta - Seorang tenaga ahli di Kantor Staf Kepresidenan mengaku menjadi korban begal saat berkendara di kawasan Tamansari, Jakarta Barat. Barang yang digondol pelaku terdapat dokumen penting yang hingga kini belum kembali.
Korban bernama Armedya Dewangga. Posisinya sebagai ahli muda di Kedeputian III Bidang Kajian Pengelolaan dan Isu Ekonomi Strategis dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Armedya, lokasi peristiwanya di Jalan Gajah Mada, Jakarta pada 8 Juni 2018 sekitar Pukul 16.50 WIB.
Baca:
Begini Polisi Kerahkan 1.000 Personel Buru Begal di Jakarta
Armedya mengaku sedang berkendara sendiri menuju kawasan Kota Tua. Ketika melintas di Jalan Gajah Mada, tiba-tiba seseorang mengendara sepeda motor menunjuk ke arah mobilnya, Nissan Livina X Gear. Pria tersebut memberi tahu bahwa ban mobil Armedya kempis. “Tapi saya abaikan saja dan terus berjalan,” katanya mengisahkan, Rabu, 4 Juli 2018.
Tak lama kemudian, dua orang lain yang berboncengan sepeda motor ikut menunjuk-nunjuk ke arah mobilnya. Armedya tetap mengabaikan aksi mereka. Hingga kemudian ada pelaku ketiga dari arah kanan mobilnya juga menunjuk-nunjuk ke arah ban mobilnya.
Baca:
Sepeda Mahal Dibegal di Pondok Indah Dijual ke Pasar Loak?
Armedya penasaran dan menepikan mobil untuk memeriksa bagian belakang mobil hingga knalpot. Saat melihat-lihat itulah pelaku pertama ikut. Tak disadari oleh Armedya, ketika tengah memeriksa mobil, pelaku kedua diduga langsung membuka pintu kiri mobil bagian depan dan mengambil tas ransel.
“Selama proses pencurian, pelaku ketiga yang ada di depan mobil saya berinteraksi dengan orang di warung lalu ikut meninggalkan TKP," kata Armedya.
Akibat kejadian itu, Armedya kehilangan satu unit MacBook ME294, hard disk Seagate, hard disk Western Digital putih milik Kantor Staf Presiden dan uang tunai senilai Rp 3,3 juta. “Jika ditotal kerugian kira-kira mencapai Rp 25 juta,” kata Armedya.
Tapi yang paling meresahkan Armedya adalah laptop beserta dua hard disk itu berisi dokumen penting. Hingga kini dokumen itu belum kembali sekalipun dia telah mengadu ke Polsek Metro Tamansari.
Baca juga:
SBMPTN, Berikut Jurusan Favorit Beberapa PTN di Jabodetabek
Armedya terdorong mengungkapkan peristiwa yang dialaminya karena maraknya kejahatan di jalan di Jakarta belakangan ini. Kasus penjambretan antara lain dialami Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarief Burhannudin. Ia dijambret saat bersepeda di Kota Tua.
Kasus yang sama dialami Robertus Soutwell Bougie Hartono, ketika bersepeda di Pondok Indah, Jakarta Selatan, kemudian disusul Warsilah, korban jambret yang tewas di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Warsilah dijambret saat naik ojek online. Ia terpelanting jatuh dari ojek motor saat tasnya yang dipegang direbut jambret. yarief kehilangan handphone dan menderita luka karena terjatuh dari sepeda dan terseret pelaku. Bougie harus merelakan handphone, dompet dan sepeda seharga Rp 30 juta.
Catatan:
Judul dalam artikel ini diperbaiki pada Kamis, 5 Juli 2018, pukul 13.30 WIB karena ada perubahan istilah.