JAKARTA – Massa demonstran dari jaringan Persaudaraan Alumni 212 masih berada di depan kantor Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polri di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Massa yang menamakan diri Aksi Tegakkan Keadilan 67—mengikuti tanggal dan bulan demonstrasi dilakukan—itu telah bergerak dari Masjid Istiqlal selepas Salat Jumat, 6 Juli 2018.
Baca:
Ini Modus Kecurangan yang Diduga Terjadi di PPDB Banten
Baca Juga:
Massa itu berkumpul dan berdatangan ke Masjid Istiqlal sejak pagi dan mulai memadati kawasan itu sekitar Pukul 11.00 WIB. Usai Salat Jumat, massa bergerak dari gerbang utama Masjid Istiqlal menuju Bareskrim Polri dengan arahan sebuah mobil komando.
Di depan kantor Bareskrim Mabes Polri, massa meneriakkan tuntutannya agar polisi menangkap orang-orang yang merka tuduh telah menista agama Islam. Slamet Ma’rif, Ketua Persaudaraan Alumni 212, meneriakkan beberapa nama seperti Ade Armando, Victor Laiskodat, Sukmawati Soekarnoputri, dan Cornelis.
Baca:
Staf Ahli Presiden Dibegal Ralat Keterangan, Ini Katanya
Sekitar Pukul 14.10 WIB perwakilan massa diterima masuk ke Bareskrim. Di antara sepuluh orang perwakilan itu adalah Egi Sudjana dan Novel Bamukmin. Saat ini perwakilan telah bergerak kembali ke Kementerian Dalam Negeri sementara massa yang diklaim terdiri dari 5.000 orang itu tetap di depan Bareskrim.
Perwakilan mengungkap kekecewaan karena tidak diterima oleh Kepala Bareskrim Polri sebelum pindah ke Kementerian Dalam Negeri.
Baca:
Tak Tahu Harga, Begini Begal Tawari Sepeda Rp 30 Juta ke Penadah
Sebelumnya, koordinator lapangan Aksi 67, Fikri Bareno, melalui pesan singkatnya mengakatan agenda demo menuntut penuntasan kasus proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dan ditunjuknya Komisaris Jenderal M. Iriawan sebagai pelaksana tugas sementara Gubernur Jawa Barat. "Kami menuntut agar Mendagri dipecat karena kedua kasus itu," ujarnya.
FIKRI ARIGI