TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempersilakan Kepolisian Daerah Metro Jaya yang berencana menyelidiki dugaan korupsi proyek rehabilitasi berat 119 sekolah di Jakarta. "Nggak apa-apa, selidiki saja," kata Anies Baswedan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juli 2018.
Inspektorat DKI Jakarta tengah menyelidiki dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan rehabilitasi sekolah dengan pagu anggaran daerah sekitar Rp 196,6 miliar itu. Kepala Inspektorat DKI, Michael Rolandi, menuturkan lembaganya tengah menelisik apakah kontraktor proyek tersebut, PT Murni Konstruksi Indonesia, merehabilitasi 119 sekolah sesuai dengan kontrak.
Baca juga: Rehabilitasi 119 Sekolah Bermasalah, Ini Temuan Inspektorat DKI
Inspektorat juga menelusuri dugaan manipulasi material konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak. "Makanya dicek secara menyeluruh," ujar Michael di Balai Kota, Selasa, 10 Juli 2018.
Rehabilitasi berat 119 sekolah tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017. PT Murni Konstruksi memenangkan lelang rehabilitasi sekolah itu dengan harga penawaran Rp 180,2 miliar. Adapun nilai harga perkiraan sendiri proyek itu adalah Rp 191,8 miliar.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan mengatakan sejumlah saksi telah diminta keterangan mengenai proyek rehabilitasi itu. Penyelidikan disebut akan terus berlanjut. "Indikasinya ada nilai harga yang di-mark-up (diperbesar)," tutur Adi.
Direktur PT Murni Konstruksi Indonesia, J. Sahat Monte, mengatakan perusahaannya telah menyelesaikan semua pengerjaan rehabilitasi berat 119 sekolah. Dia tak menampik sempat ada komplain dari sekolah dan pengawas ihwal pengerjaan tersebut. "Ada komplain, tapi saya tidak tahu persis. Coba tanya ke direktur utama," kata Sahat.
Polda Metro rencananya akan memanggil kepala dinas pendidikan, penyedia jasa, konsultan pengawas, hingga kepala sekolah dalam penyelidikan. Anies Baswedan menjamin seluruh pejabat DKI yang akan diminta keterangan akan kooperatif. "Harus," ujar Anies Baswedan.