TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap alasannya memilih Dwi Wahyu Daryoto sebagai nakhoda baru PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Dwi Wahyu ditunjuk menggantikan Satya Heragandhi, dirut pilihan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dua tahun lalu, lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Selasa, 10 Juli 2018.
Baca:
Cari Bos Baru Jakpro, Ahok Incar Bankir
Anies Baswedan mengaku melihat pengalaman yang dimiliki Dwi Wahyu. Yang bersangkutan pernah bergabung dalam direksi PT Pertamina serta pernah memimpin perusahaan konsultan Bilodeau Wells & Company, sebuah perusahaan konsultan akuntasi yang dipujinya sebagai terbaik di dunia.
“Jadi memang seorang yang punya track record amat baik," kata Anies Baswedan ketika berada di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu 11 Juli 2018.
Baca berita sebelumnya:
Anies Janjikan Dirut Jakpro Pilihan Ahok Pekerjaan Lain
Sebelumnya, Ketua Panitia Seleksi BUMD DKI, Irham Dilmy, memastikan pergantian Dirut PT Jakarta Propertindo sudah melalui proses tes kelayakan sejak pertengahan Maret lalu. Dwi Wahyu dipilih lantaran dianggap memiliki banyak capaian saat mengelola aset Pertamina sebelum ada perombakan direksi oleh Menteri Negara BUMN pada April 2018.
Dwi Wahyu Daryoto juga dianggap memahami dunia bisnis luar dalam karena lama di dunia konsultan internasional. "Keahlian dalam manajemen transformasi menjadi kelebihan utamanya," kata Irham yang juga Komisioner Aparatur Sipil Negara itu.
Baca juga:
Ini Kronologi Konstruksi LRT Kelapa Gading Ambruk
Pansel terdiri dari lima orang, yakni Irham sebagai ketua, Kepala Badan Pembina Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Yurianto (sekretaris), Zaki Baridwan (guru besar UGM), Adnan Pandu Praja (mantan komisioner KPK), serta Maruli Gultom (mantan Presiden Direktur Astra Agro Lestari TBK). Selain Jakpro, pansel yang sama juga sedang menggodok pergantian di direksi BUMD yang lain.