TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidikan kasus penjambretan yang dialami seorang direktur jenderal di Kementerian PUPR mengungkap adanya sindikat penjambret Tenda Oranye. Sindikat ini disebutkan bermarkas di sebuah lokasi berpayung tenda oranye di Teluk Gong, Jakarta Barat.
Tempo menelusuri jejak polisi ke lokasi yang dimaksud pada Rabu 11 Juli 2018. Basis geng itu terungkap berada di kolong jalan tol pelabuhan, tepatnya di RT 6 RW 16 Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Di lokasi itu ada tempat bermain bilyar yang dikelilingi tenda oranye.
Baca:
Penjambretan Dirjen PUPR Bongkar Sindikat Tenda Oranye
Ketika Tempo melintas, sorot tajam mata beberapa orang di sana mengikuti. Ada setidaknya tiga pemuda yang terlihat duduk di bangku panjang dekat lokasi yang terdapat meja biliar. “Warga sini menyebut mereka orang kolong, bukan Tenda Orange,” kata Ketua RT setempat, Maming, ketika ditemui di rumahnya, Rabu 11 Juli 2018.
Maming menyatakan tak terkejut dengan reputasi penghuni kolong jalan tol dan pemilik tenda oranye itu. Menurut Maming, kawasan tersebut masih dikenal sebagai tempat jambret, penodong dan rampok berkumpul meski beberapa waktu lalu telah digerebek polisi.
Baca:
Waspada Penjambretan, Ini Target dan Modus Geng Tenda Oranye
Maming mengatakan mengenal beberapa orang yang sudah tewas didor polisi belum lama ini. Ada dua yakni Franky dan Mad Supi alias Cepi. Orang yang pertama disebutnya baru sekitar tiga tahun tinggal di sana. “Mereka memang sering berada di sana dan terkenal rese," ucapnya.
Franky adalah tersangka penjambret ponsel iPhone X Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin. Penjambretan terjadi ketika yang bersangkutan sedang bersepeda di kawasan Kota Tua pada Minggu 24 Juni 2018. Sedangkan, Cepi merupakan penjambret di Jalan Prof. Latumenten, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Baca:
Video Korban Viral, Pelaku Penjambretan Maut Ditinggal Komplotannya
Seorang warga lainnya memberi kesaksian yang sama bahwa kawasan kolong jalan tol pelabuhan tersebut biasa dijadikan tempat penjualan barang curian dan penjambretan. Bahkan, perempuan tersebut beberapa kali ditawari untuk membeli handphone. “Tapi saya tidak mau karena nanti malah saya yang disebut penadah,” ujarnya.