TEMPO.CO, Jakarta - Polisi meminta masyarakat tidak mempercayai isi pesan yang beredar dalam aplikasi percakapan Whatsapp tentang balas dendam para begal dan jambret. Pesan merujuk kepada operasi polisi memburu para tersangka begal dan jambet tersebut sepanjang bulan ini.
Baca:
Polisi Buru Begal dan Jambret Dinilai Mirip Operasi Militer
“Tidak usah percaya isi pesan itu,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono ketika ditemui di kantornya Kamis 12 Juli 2018.
Dalam pesan tersebut tertulis, banyak kerabat begal atau kelompok pengendara motor yang ditangkap polisi. Untuk membalas perlakuan polisi, komplotan begal itu akan menyerang pengendara sepeda motor yang melintas pada pagi, malam, dan dini hari.
Baca:
Pelaku Penjambretan Melawan, Kapolda: Tembak di Tempat!
Pesan disebutkan berasal dari komunitas pengemudi ojek online. Mereka bermaksud menyebarluaskan peringatan dari kepolisian akan adanya balas dendam tersebut. Di sana tertulis isi pesan dari Humas Mabes Polri yang mengingatkan masyarakat agar tidak keluar malam dan dini hari untuk sementara waktu.
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis mendeklarasikan Operasi Cipta Kondusif selama sebulan mulai 3 Juli hingga 4 Agustus 2018. Operasi menjelang pesta olahraga Asian Games itu ditujukan guna pemberantasan premanisme, pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian kendaraan bermotor.
Baca:
Polisi Tembak Mati Dua Tersangka Staf Ahli Presiden
Sebanyak seribu personel dari tingkat polda dan polres diturunkan untuk memberantas tindak kejahatan jalanan ini. Mereka terbagi dalam 16 tim, yang terdiri atas 13 tim dari polres dan tiga tim Polda Metro Jaya.
Idham memerintahkan anggotanya menembak di tempat pelaku begal jika dinilai membahayakan masyarakat. "Tidak usah ragu untuk menindak tegas terukur," ucapnya.