TEMPO.CO, Tangerang - Maraknya aksi pembegalan belakang ini membuat Polresta Tangerang membentuk satgas anti begal, dan premanisme dengan diikuti beberapa strategi.
Diantaranya menutup ruang gerak begal dengan cara sistem kejar tutup kota. Model pengejaran itu dipandang efektif untuk menangkap para penjahat jalanan itu. Hal itu dikatakan Kepala Polres Kota Tangerang Komisaris Besar M. Sabilul Alif di Tangerang, Jum'at 13 Juli 2018.
Baca : Begal Marak, Kata Polisi Tangerang Soal Sistem Kejar Tutup kota
"Kami perintahkan Satgas anti begal dan premanisme menembak mati begal demi keamanan dan kenyamanan warga," kata Sabilul. Sabilul beralasan tembak mati merupakan ketegasan yang diambil tentu dengan terukur dari petugas.
Sabilul menambahkan, jajarannya pernah mengungkap kasus perampokan taksi online beberapa waktu lalu. Pada pengungkapan itu, kata Kapolres, anggotanya menembak mati dua pelaku.
"Ini bentuk tidak kompromi kepolisian kepada pelaku kejahatan. Dan demi memberikan rasa tenang kepada masyarakat,"kata Sabilul. Sebab, dalam aksinya para pelaku kejahatan jalanan juga tidak segan melukai bahkan menghilangkan nyawa korbannya.
Kapolres menjelaskan, Satgas anti begal dan premanisme beranggotakan 100 orang. Dikatakan Sabilul seluruh anggota satgas akan selalu diturunkan dengan kendaraan patroli dan bersenjata lengkap. "Anggota akan menyisir wilayah atau jalanan yang rawan gangguan keamanan," kata Sabilul lagi.
Simak juga : Asian Games, Ini Penyebab Sandiaga Uno Yakin Trotoar Bisa Beres
Selain membentuk satgas, Sabilul mengatakan bahwa kesatuannya akan menggelar operasi skala besar. Langkah-langkah pengamanan itu, kata Kapolres, merupakan tindak lanjut arahan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Terlebih di wilayah hukum Polresta Tangerang terdapat satu venue yakni yang akan menghelat Asian Games," kata Sabilul
Kapolres mengimbau masyarakat agar turut menjaga keselamatan dengan tidak mengenakan perhiasan atau mengoperasikan gawai di tempat rawan. "Segera melapor ke polisi bila ada informasi tindak kejahatan (termasuk begal dan jambret)," tutur Sabilul.