TEMPO.CO, Bogor - Kepala Kepolisian Resor Bogor, Ajun Komisaris Besar Andy M Dicky menjelaskan kasus perkosaan pelajar SMK berinisial FN yang dilakukan terduga pelaku berinisial ISH alias IB.
“Pelaku dan korban ini sangat dekat sehingga beberapa kali pelaku meminta untuk berhubungan intim dengan korban,” kata Dicky kepada wartawan, Jumat 13 Juli 2018.
ISH dan FN, 16 tahun, berkenalan di akun media sosial Facebook dan telah menjalin hubungan beberapa bulan. Dan dirasa memiliki kesempatan, pelaku akhirnya melakukan aksinya dibantu dengan teman temannya.
Baca juga: Bos Terjerat Narkoba, SnowBay Masih Utang Rp 5,6 Miliar ke TMII
“Indikasi pesta miras dari keterangan belum ada. Tapi intinya ini akibat pergaulan bebas yang buruk dan terpengaruh pornografi yang dialami pelaku,” kata Dicky.
Dicky menegaskan, para pelaku hanya melakukan aksi pemerkosaan tanpa direkam maupun di abadikan melalui kamera ponsel.
“Pelaku hanya memerkosa dan tidak mengabadikan maupun merekam aksinya,” beber Dicky.
Akibat perkosaan yang dilakukan pada 3 Juli 2018, FN meninggal dunia akibat depresi berat di rumahnya, di Gunung Putri, Bogor.
Orang tua FN, Eko Cecep mengatakan, anaknya mengalami depresi kurang lebih seminggu. Hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Selama depresi itu saya merasa curiga, kok tiba tiba anak saya begini,” kata Eko saat ditemui Tempo, Senin 9 Juli 2018.
Kecurigaan Eko bertambah kuat saat melihat adanya darah dari alat kemaluan putrinya padahal saat itu putrinya sedang tidak menstruasi.
“Saya selidiki dari teman temannya, dan benar saja anak saya telah diperkosa,” lanjut Eko.
Ingin kasus perkosaan terhadap anaknya terungkap, Eko menyerahkan jasad anaknya untuk dilakukan autopsi. Dia kemudian membuat laporan kepada pihak kepolisian .