TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno berbeda pendapat soal proyek pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota di Jakarta.
Pada saat kampanye Pilkada 2017 lalu, keduanya berjanji menolak pembangunan enam ruas tol yang telah digagas sejak Sutiyoso menjadi gubernur DKI.
Baca juga: Anies Baswedan Tolak Proyek 6 Tol, Perpres Jokowi Ambil Alih
Anies Baswedan menegaskan tetap pada janji kampanyenya yang menolak pembangunan tol tersebut. Namun dia menjelaskan bahwa proyek tersebut telah diambil alih pemerintah pusat.
"Wewenangnya diambil pusat," kata Anies Baswedan di Masjid Jami Fatahillah, Tanah Abang pada Jumat, 13 Juli 2018.
Pada 15 Juni 2017, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mengandung penambahan 55 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru.
Baca juga: LSM: Pembangunan 6 Tol Baru di Jakarta Bakal Tingkatkan Polusi
Langkah berbeda diambil Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang sebelumnya menjadi pengusaha. Pada 11 Juli 2018, Sandiaga Uno memantau pengerjaan proyek 6 tol itu di Kepala Gading, Jakarta Utara.
Panjang keenam ruas tol itu adalah 69,77 kilometer. Sandiaga Uno mengatakan proyek bernilai Rp 41,17 triliun itu terbagi dalam tiga tahap dan akan rampung seluruhnya pada tahun 2023.
Sandiaga Uno mengatakan pembangunan enam jalan tol dalam kota Jakarta sudah terlanjur dibangun, sehingga pilihannya adalah merampungkan proyek tersebut.
Simak juga: Sandiaga Uno Pastikan 6 Ruas Tol Dalam Kota Selesai 2023
"Kami hentikan polemiknya dan kami pastikan tidak menambah kemacetan justru menampung bus Transjakarta," ujar Sandiaga Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Juli 2018.
Sandiaga Uno mengatakan polemik proyek tersebut salah satunya datang dari Marco Kusumawijaya, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang pengelolaan pesisir.
"Saya jelasin ke Marko, ya gimana, jalannya sudah di atas. Jadi realistis aja," kata Sandiaga Uno.
Ia yakin dengan masuknya Transjakarta di jalan tol tersebut, dapat meringankan beban pada kota yang bertambah akibat pembangunan enam ruas tol.
Simak juga: Akan Ada Jalur Busway pada Enam Ruas Tol dalam Kota Jakarta
Marco Kusumawijaya merupakan salah satu aktivis yang menolak pembangunan enam ruas tol dalam kota sejak era Gubernur Sutiyoso, Fauzi Bowo hingga Joko Widodo.
Sandiaga Uno berkilah proyek pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta itu telah menjadi Proyek Strategis Nasional. Selain itu, proyek itu sudah dalam proses pengerjaan dan sudah menyerap seribu lapangan kerja.
Sandiaga Uno juga menjamin jalan tol itu bisa dilintasi bus Transjakarta yang terintegrasi dengan moda transportasi lain.