TEMPO.CO, Jakarta - Dua pekan Operasi Cipta Kondisi Menjelang Asian Games 2018 di Jakarta menghasilkan 11 orang ditembak mati. Mereka disangka sebagai pelaku kejahatan jalanan alias begal dan berasal dari sejumlah sindikat atau geng.
Baca:
Awas Begal, Polisi: Geng Bad Boys Incar Orang Berpacaran
Juru bicara bicara Polres Jakarta Barat Komisaris Purnomo mengatakan tiga tersangka yang ditembak mati terafiliasi dengan kelompok Tenda Oranye. “Mereka yakni Franky, Robby, Mad Supi ditembak oleh anggota Polres Jakarta Barat,” katanya Minggu 15 Juli 2018.
Polisi menyebut geng Tenda Oranye bernaung di kolong jalan tol pelabuhan di Teluk Gong, Jakarta Barat. Namun penelusuran Tempo mendapati mereka tepatnya berada di RT 6 RW 16 Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Baca:
Geng Penjambretan Tenda Oranye, Foya foya di Kolong Jalan Tol
Polisi menyebut mereka Tenda Oranye berdasarkan warna terpal yang memagari tempat para tersangka biasa main bola sodok (biliar) sekaligus diduga merancang pembegalan serta mengumpulkan barang rampasan.
“Franky dan Mad Supi saya tahu orangnya,” kata Maming, ketua RT 6, saat ditemui Rabu 11 Juli 2018. “Mereka memang sering berada di sana dan terkenal rese.”
Baca:
Kasus Penjambretan, Giliran Geng Saber Diobrak Abrik Polisi
Purnomo menambahkan, sebagian tersangka berasal dari sindikat Saber (Sapu Bersih). Ada juga yang mengelompok tersendiri seperti para tersangka yang membegal tenaga ahli muda di Kantor Staf Presiden di masa pemerintahan Presiden Jokowi sekarang ini, Armedya Dewangga, pada 8 Juni 2018.
"Memang ada beberapa sindikat begal. Yang baru terpetakan Tenda Oranye dan Saber," ujarnya. "Yang lain masih kami kembangkan. Sebab, ada banyak DPO-nya."