TEMPO.CO, Depok - Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Depok, Mamad Mahpudin, berdalih pungutan sekolah sebesar Rp 3 juta diperuntukkan sebagai tabungan. Pungutan ditujukan kepada para murid baru ketika menjalani proses daftar ulang.
Menurut Mamad, permintaan adanya tabungan itu pun berasal dari komite sekolah yang berisi perwakilan dari orang tua murid. Komite, kata dia, mengajukannya untuk pembiayaan ulang tahun.
Baca berita sebelumnya:
Di Depok, Orang Tua Laporkan Pungutan Sekolah ke Kementerian
“Karena kami belum rapat, jadi orang tua itu sifatnya nitip. Bentuknya tabungan itu, ada suratnya kok dari komite,” ujar Mamad keketika ditemui di Gedung SMAN 13, Depok, Senin 16 Juli 2018.
Dia juga membenarkan nilai pungutan sekolah itu hingga Rp 3 juta per anak. Namun dia mengaku itu masih akan dirapatkan lagi. Kali ini dia menyebut peruntukan untuk pengadaan seragam, kegiatan Pramuka, serta membayar narasumber dan sewa tenda. “Pembiayaan itu hanya perkiraan saja,” tuturnya.
Meski masih akan dirapatkan lagi, Mamad mengaku kalau saat ini sudah ada orang tua murid yang melakukan pembayaran. Berdasarkan intruksi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, dia menambahkan, surat edaran sedang disiapkan untuk nantinya bisa menarik kembali tabungan tersebut.
Baca juga:
Kata Anies, Nonton Bola Prancis Vs Kroasia Bisa Buat Pelajaran
Tembus, Begini Peluru Polisi Habisi Nyawa 7 Begal
Pengalangan dana nantinya, kata Mamad, bisa dilakukan secara sukarela. Khusus soal ini dia menyebut kebutuhan membiayai pembangunan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam. Dana dari pemerintah disebutkan hanya untuk itu membangun Laboratorium beserta fasilitasnya dalam ruang satu lantai.
“Karena lahan terbatas jadi dinaikkan jadi dua lantai. Lantai bawah nanti diperuntukan untuk ruang kelas, ” kata Mamad.
Ia juga memastikan setiap pungutan sekolah akan melalui rekening atas nama sekolah. Dia menjamin bisa dicek langsung juga oleh Inspektorat Jenderal maupun pengawasan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Jadi tidak melalui kwintansi atau pembayaran tunai.”