TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua atau Garda siap ditindas oleh aparat keamanan pada saat unjuk rasa di hari pembukaan Asian Games 2018.
Baca juga: Demo Grab Go-Jek, Jokowi Kaget Tarif Ojek Online Rp 1.600 per Km
Baca Juga:
"Kami sudah hitung semuanya dan sudah siap. Kalau memang ada tindakan represif, kami sudah siap kalau harus berdarah sekalipun," ujar anggota presidium Garda, Danny Stefanus, saat ditemui Tempo di markas Garda, Sumur Batu, Jakarta Pusat, pada Senin, 16 Juli 2018.
Menurut Danny, para pengemudi ojek online telah sepakat bertahan dalam demonstrasi tersebut hingga tuntutannya diterima. Mereka menuntut pihak aplikator, yaitu Gojek dan Grab, mengembalikan tarif menjadi Rp 3.000 per kilometer (km).
Baca juga: Ojek Online Mengeluh: Kami Korban Perang Tarif Grab dan Go-Jek
Saat ini, tarif yang ditetapkan perusahaan aplikasi berkisar Rp 1.200-Rp 1.600 per km. Selain itu, mereka meminta pemerintah segera mengeluarkan payung hukum untuk ojek online.
"Apa pun yang terjadi, kami akan bertahan sampai tuntutan kami diterima. Kami sudah lelah berteriak dan tidak ada perubahan hingga sekarang," ujar pria yang merupakan pengemudi mitra perusahaan transportasi online Grab tersebut.
Menurut Danny, aksi tersebut akan dilangsungkan di dua titik venue Asian Games 2018, yaitu Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, serta Gelora Jaka Baring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Ia memperkirakan sekitar 50 ribu pengemudi ojek online akan berpartisipasi dalam demonstrasi di GBK.
Simak juga: Grab Angkat Bicara Soal Putusan MK tentang Ojek Online
Garda pertama kali melakukan aksi pada 23 November 2017. Sebanyak lima ribu orang pengemudi ojek online berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Perwakilannya diterima oleh Deputi IV Kantor Staf Presiden Tatang.
Aksi kedua dilakukan pada 27 Maret 2017, saat sekitar 15 ribu pengemudi ojek online berdemo di depan Istana Negara. Beberapa orang perwakilannya diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Terakhir, 35 ribu pengemudi ojek online berdemo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23 April 2018. Perwakilan mereka dalam demo tersebut diterima Ketua Komisi V Bidang Perhubungan DPR Fary Djemy Francis. Mereka pun dipersilakan mengikuti rapat dengar pendapat terkait dengan tuntutan demonya.
Danny mengatakan mereka sama sekali tidak berencana mencoreng penyelenggaraan Asian Games di Indonesia. Menurut dia, waktu tersebut dipilih untuk berdemo lantaran dianggap strategis untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Simak juga: Go-Jek Jawab Tuntutan Kenaikan Tarif Ojek Online
"Kami sama-sama anak bangsa. Tidak ada sedikit pun niat untuk merusak Asian Games. Kami hanya kehabisan pilihan waktu untuk menyampaikan suara kami," tutur Danny.
Tempo berusaha meminta konfirmasi dari Grab mengenai rencana demonstrasi ojek online yang menjadi mitra mereka. Namun pegawai hubungan masyarakat Grab yang Tempo hubungi tak menggubris upaya tersebut.