TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui dirinya selektif memilih rekan kerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anies Baswedan menjelaskan, selektif yang dimaksud artinya punya kriteria. Namun, tidak sejelaskan poin-poin kriterianya.
Baca juga: Perombakan Besar di DKI, Ini 20 Pejabat Teras yang Dilantik Anies
"Kriterianya harus objektif," ujar Anies Baswedan saat ditemui awak media di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu, 18 Juli 2018.
"Ini saya, kriterianya di luar ini saya gak respon gak apa-apa," lanjut Anies Baswedan.
Dalam dua bulan terakhir, Anies Baswedan telah mengganti sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anies melantik lima wali kota dan Bupati Kepulauan Seribu serta pejabat lain yang totalnya mencapai 20 orang.
Sebelumnya, Anies Baswedan telah mencopot Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang Jasa, serta Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman.
Baca juga: Ini Alasan Anies Baswedan Ogah Gunakan istilah Lelang Jabatan
Sejumlah posisi jabatan juga sedang dalam proses lelang. Anies Baswedan telah membentuk panitia seleksi atau pansel guna melakukan penyegaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Pansel diketuai oleh Sekretaris Daerah DKI Saefullah.
Selektifitas Anies Baswedan juga diakui oleh rekannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
"Dia selektif sekali, itu kenapa saya memilih bermitra dengan dia," kata Sandiaga Uno kepada Tempo di Balai Kota, Kamis, 21 Juni 2018.
Simak juga: Diprotes Copot Pejabat via WhatsApp, Anies: Semua Saya Telepon Satu Persatu
Berbanding terbalik, Sandiaga Uno menyebut dirinya merupakan tipe orang yang bisa bekerja sama dengan siapa saja. Dari pengalamannya memimpin perusahaan, Sandiaga mengaku jarang mencopot jabatan orang.
Sandiaga lebih memilih untuk mengembangkan yang sudah ada. Namun sikap seperti itu, lanjut Sandiaga sulit diterapkan di pemerintahan bersama Anies Baswedan. "Karena ada filosofi kita yang gak nyambung," ujar Sandiaga.