TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Rest Area PT Japek Tol Nusantara, yang mengelola tiga zona istirahat di beberapa titik jalan tol, menyarankan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan rest area menjual produk yang beragam dan khas supaya diminati pengunjung.
Baca: Tiga Lajur Tol Jakarta - Cikampek Ditutup, Ini Jalur Alternatif
Pengelola Rest Area KM 39 dari PT Japek Tol Nusantara, Suhaimi, mengatakan salah satu syarat UMKM untuk bergabung di area istirahat yang dikelolanya adalah menjual produk yang berbeda satu sama lain.
"Sejak awal kami menyarankan agar mereka menjual produk yang berbeda. Jangan sama," katanya ketika ditemui di rest area yang dikelolanya di kawasan Cikarang Pusat, Bekasi, Rabu, 18 Juli 2018.
Untuk UMKM kuliner di Rest Area KM 39 Cikarang Pusat, Bekasi, misalnya, satu blok di sana hampir seluruhnya menjual sop iga.
"Mungkin mereka lihat kanan kiri juga, yang laku, kok, sop iga. Apalagi karena sebagian besar konsumen mereka sopir-sopir truk yang menempuh perjalanan panjang. Saat istirahat barangkali ingin makan sop. Jadilah sekarang semuanya jual sop," ujarnya.
Pihaknya pun tidak bisa melarang mereka untuk menentukan produk yang dijual. Namun ia tetap menyarankan para pelaku UMKM yang beroperasi di area kelolaannya mengutamakan pelayanan agar tetap bisa bersaing dengan usaha besar, yang juga menjadi tenant di rest area tersebut.
"Pelayanan itu yang utama, lalu menjaga kebersihan, baru kemudian cita rasa makanan itu sangat menentukan," ucapnya.
Selama ini, para pelaku UMKM sering kurang menjaga kebersihan sehingga lingkungan tempatnya berjualan terkesan jorok dan membuat pengunjung enggan mampir.
Pengelola rest area selalu menganggarkan dana khusus untuk pemeliharaan kebersihan. Namun mereka tetap mengimbau UMKM memiliki inisiatif tinggi dalam menjaga kebersihan.
Ia juga menyarankan agar UMKM memilih memasarkan produk lokal yang khas daerah setempat.
Baca: Buka - Tutup Jalan Tol untuk Asian Games Tak Pakai Uji Coba
Pihaknya menyatakan mendukung UMKM untuk terus berkembang dengan berbagai kemudahan, termasuk menetapkan biaya sewa yang terjangkau sekitar Rp 4-5 juta per bulan. Biaya itu mencakup pemeliharaan dan pengamanan.
"Satu shift pengamanan 12 orang, seluruhnya ada tiga shift, total sebanyak 36 ditambah personel TNI (Tentara Nasional Indonesia) ada 4 personel. Kami tetap berkoordinasi juga dengan kepolisian setempat dan Jasa Marga sebagai operator jalan tol," tutur pengelola rest area di jalan tol tersebut.
ANTARA