Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penderita Gangguan Jiwa di Kecamatan Cilandak Meningkat

Reporter

Editor

Suseno

image-gnews
Ilustrasi rumah sakit jiwa. TEMPO/ Subekti
Ilustrasi rumah sakit jiwa. TEMPO/ Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam tiga tahun terakhir jumlah penderita gangguan jiwa di Cilandak mengalami peningkatan. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Cilandak tahun 2017, jumlah penderita berada di angka 30.926 orang. "Jumlah itu berdasarkan data kunjungan pasien," kata Kepala Puskesmas Cilandak Luigi, Selasa, 17 Juli 2018.

Baca: Dinas Sosial Diperintahkan Bawa Penderita Gangguan Jiwa ke Panti

Menurut Luigi, jumlah pasien penyakit jiwa pada 2016 sebanyak 23.188 orang. Artinya, dalam setahun terjadi peningkatan jumlah pasien sekitar 25 persen.

Jumlah itu, kata Luigi, belum termasuk pasien dengan kategori berat seperti skizofrenia. Pada 2016 pasien gangguan kejiwaan berat sebanyak 187 orang. Lalu meningkat pada tahun lalu menjadi 203 orang. Untuk tahun ini, sampai bulan Juli saja jumlahnya sudah 227 orang. "Jadi memang mengalami peningkatan," katanya.

Luigi mengatakan penyakit gangguan jiwa seperti fenomena gunung es. Apa yang terlihat dipermukaan hanya sebagaian dari jumlah yang sebenarnya. Adapun, angka penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini mencapai 26 juta jiwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak: Di Jakarta, Penderita Gangguan Jiwa Meningkat Pesat

Luigi mengatakan, data pasien gangguan jiwa hanya tercatat apabila mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk berkonsultasi atau berobat. Sedangkan mereka yang belum pernah mendapat penanganan medis sudah pasti tidak terdata.

Dalam menangani pasien ganguan jiwa, Puskesmas Cilandak membuat inovasi berupa aplikasi Elektronik Jiwa atau e-Jiwa. Aplikasi berbasis android ini berguna untuk mendeteksi secara dini penderita gangguan kejiwaan dan mental. "Dengan sistem ini kami yang mendatangi warga untuk mendeteksi penderita,” katanya. “Jadi tidak lagi hanya menunggu mereka datang ke puskesmas untuk memeriksakan diri."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

1 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

Media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Kemenkes sebut enyebut pentingnya literasi.


Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

Gen Z merupakan kaum yang rentan terkena gangguan mental yang dipengaruhi banyak hal, termasuk pola asuh, lingkungan, dan kemajuan zaman.


4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

4 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

Kemenkes menyebut empat hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja sesuai tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024.


Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

6 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kesehatan mental begitu penting untuk dijaga, terutama dalam lingkungan kerja.


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

40 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


Polres Sukabumi Selidiki Kasus Wanita Dibunuh Pria Diduga ODGJ

48 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polres Sukabumi Selidiki Kasus Wanita Dibunuh Pria Diduga ODGJ

Kini kasus perempuan dibunuh ODGJ itu diambil alih oleh Satuan Reskrim Polres Sukabumi.


Pengadilan Tinggi Tolak Banding Pemuda Skizofrenia yang Divonis 16 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Bakal Kasasi

58 hari lalu

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat membacakan putusan kasus penikaman seorang wanita di Central Park Mall. Hakim memutuskan terdakwa Andi Andoyo yang mengalami skizofrenia terbukti bersalah dan dipidana penjara 16 tahun, Senin, 8 Juli 2024, Jakarta. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Pengadilan Tinggi Tolak Banding Pemuda Skizofrenia yang Divonis 16 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Bakal Kasasi

Kuasa hukum pemuda skizofrenia itu sangat kecewa karena putusan tersebut tidak mempertimbangkan Pasal 44 KUHP.


Yogyakarta jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi, Apa Pemicunya?

6 Agustus 2024

Ilustrasi skizofrenia (pixabay.com)
Yogyakarta jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi, Apa Pemicunya?

Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi gangguan kesehatan mental berat di Yogyakarta mencapai 9,3 persen.


Tersangka Mutilasi Dinyatakan Sakit Jiwa, Polres Garut Berkukuh Lanjutkan Perkara

31 Juli 2024

Ilustrasi mutilasi
Tersangka Mutilasi Dinyatakan Sakit Jiwa, Polres Garut Berkukuh Lanjutkan Perkara

Meski telah dinyatakan mengalami gangguan jiwa, namun kasus pembunuhan dengan cara mutilasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tetap dilanjutkan.


2 Persen Masyarakat Usia 15 Tahun ke Atas punya Masalah Kesehatan Jiwa

29 Juli 2024

Seorang pengidap gangguan jiwa di komplek SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra saat berlangsung MPLS di Bandung, Jawa Barat, Senin, 15 Juli 2024. Masa pengenalan lingkungan sekolah murid berkebutuhan khusus ini untuk sementara diikuti 97 orang murid yang biasanya akan terus bertambah. TEMPO/Prima Mulia
2 Persen Masyarakat Usia 15 Tahun ke Atas punya Masalah Kesehatan Jiwa

Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan 2 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami masalah kesehatan jiwa.