TEMPO.CO, Bogor - Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto mengarakan, hingga saat ini Partai Berkarya belum menentukan keberpihakan untuk Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Hal itu dikatakannya saat menghadiri pelatihan bakal calon legislatif (caleg) dari Partai Berkarya di Sentul, Bogor, Minggu 22 Juli 2018.
“Dukungan Pilpres terlalu pagi untuk dibahas, karena capres dan cawapres dari partai pengusung masih bisa berubah, dan bisa jadi bukan dua calon seperti yang ramai diperbincangkan,” kata Tommy Soeharto.
Untuk itu, Tommy mengatakan, pihaknya masih melihat perkembangan dari proses ini. Mengingat sejumlah partai politik yang menyatakan dukungan kepada petahana juga belum menentukan calon wakil presidennya.
Baca : 713 Caleg Berebut 50 Kursi di DPRD Kota Bekasi, Peta Partainya?
“Pencalonan capres cawapres ini bisa jadi barometer perubahan konstelasi koalisi, Berkarya masih menunggu keadaan tersebut,” kata Tommy.
Lebih jauh Tommy mengatakan, pihaknya masih fokus pemenangan caleg dari Partai Berkarya baik tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga RI. “Kami menargetkan 80 kursi di DPR RI, jadi satu dapil satu kursi, tapi jika ada dapil berat kita gantikan dengan dapil ringan dengan 2-3 kursi,” kata Tommy.
Hal itu, lanjut Tommy, guna menutupi syarat Parlementary Trashold yang mensyaratkan minimal 4 persen dukungan bagi partai yang mengajukan calonnya di Pemilu Legislatif 2019.
“4 persen itu sama dengan kurang lebih 7,6 juta pemilih dari total 185 juta an pemilih dan jika diwujudkan dalam kursi maka minimal 23 kursi,” kata Tommy lagi.
Di acara pembekalan caleg itu, lebih jauh Tommy Soeharto mengatakan, strategi yang digunakan yakni bagaimana meraup suara sebanyak banyaknya, melalui badan pemenangan pemilu (Bapilu) yang akan dibentuk di masing-masing daerah.