TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Daerah atau PD Pasar Jaya yang mengelola pasar-pasar di DKI Jakarta mengaku tetap sulit untuk memprediksi harga telur ayam walau telah ada operasi pasar oleh Kementerian Pertanian di beberapa pasar ibu kota sejak 19 Juli 2018.
"Operasi pasar itu yang akan dilaksanakan sekitar sepekan, belum bisa dipastikan akan bisa menghasilkan angka berapa di akhir operasi," kata Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin lewat pesan singkatnya, Senin malam, 23 Juli 2018 soal harga telur ayam yang sulit terkendali.
Baca : Selain Telur Ayam, Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta Naik
Hal tersebut, kata Arief, dikarenakan yang mempengaruhi harga telur bukan hanya persoalan produksi, namun juga hal lainnya hingga menyebabkan harga telur di pasaran Jakarta hingga mencapai Rp30 ribu per kilogram.
"Lebih banyak faktor naiknya kurs dolar AS pada pakannya, kemudian juga dengan harga ayam ras yang lebih dulu merangkak naik jadi banyak implikasi yang mempengaruhinya," ucapnya.
Kendati demikian, Arief mengharapkan kenaikan harga telur yang ditengarai sudah terjadi sejak musim Lebaran Idul Fitri 2018 bisa ditekan dalam operasi pasar murah di DKI.
"Ini menjadi momentum kerja sama dengan pemerintah pusat yang kita coba maksimalkan lewat pasar murah yang ditargetkan bisa menurunkan harga telur dengan signifikan," ucap dia.
Simak : Anies Baswedan Datangkan 200.000 Ton Telur Ayam dari Blitar
Sejak 19 Juli 2018, Kementerian Pertanian melaksanakan pasar murah bagi komoditas telur ayam seharga Rp 19.500 per kilogram demi menekan harga telur tang berada di angka Rp 27 ribu-Rp 30 ribu per kilogram.
Setiap harinya, Kementerian Pertanian menggelontorkan 100 ton telur ayam di 43 pasar di seluruh Indonesia dalam operasi pasar murah ini yang rencananya akan berlangsung selama sepekan.
ANTARA