TEMPO.CO, Jakarta -Arsitek Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Yori Antar, mengatakan seharusnya tidak boleh ada kegiatan semacam bazar atau pasar malam di taman tersebut.
"Taman Kalijodo itu didesain untuk taman bermain. Bukan ruang jualan. Kalau mau bazar, ya di tempat lain lah," demikian Yori menegaskan saat dihubungi, Selasa, 24 Juli 2018.
Baca : Pembei Dana CSR: RPTRA Kalijodo Bukan Tanggung Jawab Kami Lagi
Yori Antar menganggap, dengan seringnya diadakan bazar atau pasar malam akan membuka peluang untuk terjadinya kerusakan terhadap aset taman tersebut, khususnya tumbuhan. Sehingga, ia menyebut penyelenggaraan acara sejenis sebagai pelanggaran terhadap desain dan tujuan awal dibangunnya Taman kalijodo.
"RTH itu khusus untuk masyarakat berkumpul dan bermain. Kalau mau jualan, ya di tempat. Sebenarnya ini hanya butuh ketertiban aturan main yang jelas saja," tutur Yori dengan nada kecewa.
Hal senada juga diungkap oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Djafar Muchlisin. Ia menyebut seringnya digelar bazar atau semacamnya berkontribusi terhadap peningkatan sampah dan kerusakan tanaman di Kalijodo.
Kondisi RPTRA Kalijodo di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin, 23 Juli 2018. Tempo/Adam Prireza
Soalnya, menurut dia, masyarakat seringkali tak mengindahkan imbauan pihak pengelola agar jangan sampai menginjak rumput dalam beraktivitas.
Simak juga :
Pilpres 2019, Ini Isi Surat Ahok Mendukung Jokowi Dua Periode
Bahas Sejarah Lapangan Banteng, Ahok Akan Beri Kejutan
"Bukannya kami melarang, jelas kami harus mendukung segala kegiatan yang mengatasnamakan ekonomi rakyat. Tapi kenyataan di lapangan saat ada bazar, masyarakat tidak bisa dilarang menginjak rumput," kata Djafar.
Sebelumnya, viral di media sosial ihwal kondisi Kalijodo yang seperti tidak terurus. Menurut pemantauan Tempo, beberapa tanaman kecil terlihat rusak, sementara rerumputan yang ditanam mulai menggundul dan mati.