TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengemudi mobil angkutan berbasis aplikasi daring atau taksi online mengeluhkan pemberlakuan perluasan kebijakan ganjil genap di banyak ruas jalan di DKI Jakarta, menjelang perhelatan Asian Games 2018 bulan ini.
"Kebetulan tadi pagi dapet orderan rutenya lewat Jalan Benyamin Sueb. Saya lupa, untung dikasih tahu sama penumpang soal perluasan ganjil genap. Jadi terpaksa lewat jalur lain, lebih jauh dan lama. Tapi ya mau gimana lagi, " tutur salah seorang pengemudi angkutan daring, Jansen di Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.
Baca : ikuti Waze Saat Ganjil Genap, Pengemudi Ini Tak Terima Ditilang
Meski Jansen menyadari kebijakan tersebut bertujuan positif, ia berpendapat bahwa pelaksanaan ganjil-genap juga memiliki dampak negatif bagi mobilitas warga Jakarta.
Jansen pun berharap pemerintah dan pembuat kebijakan terkait bisa memberikan solusi terbaik bagi kalangan pengemudi angkutan daring seperti dirinya.
Hal senada juga diutarakan Febrianto yang juga berprofesi sebagai pengemudi mobil taksi online. "Kalau saya belum dapat orderan yang lewat ruas itu (ganjil genap) ya mas, tapi pasti nanti kita jadi lebih lama nganter penumpang. Kan harian ada target mas, kalau misalnya perjalanan lebih lama ya jadi semakin sedikit kita bisa menuhin targetnya," kata Febri.
Simak juga :
Selain pengemudi angkutan berbasis aplikas daring, warga yang menjadi pengguna jasa moda angkutan daring juga turut mengeluhkan kebijakan ganjil-genap tersebut.
Seorang pengguna angkutan daring,Zudin mengatakan bahwa kebijakan ganjil-genap juga berdampak pada bertambahnya ongkos atau argo perjalanan. "Saya pesan angkutan di awal cuma Rp32 ribu, di S Parman katanya ada ganjil genap jadi cari jalan lain mau ke Slipi. Pas udah selesai argonya naik jadi Rp40 ribu," kata Zudin memaparkan.
ANTARA