TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kota Bogor mencari solusi untuk mengatasi masalah tawuran pelajar yang kian marak dan telah menelan korban jiwa. "Saya sebagai orang tua dan juga aparatur pemerintah sangat prihatin atas kejadian tersebut," kata Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Rabu, 1 Agustus 2018.
Baca: Tawuran Pelajar Kembali Pecah di Bogor, Siswa SMP Tewas Dicelurit
Ade mengatakan masalah tawuran bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Orang tua dan masyarakat juga harus ikut mengatasinya. "Meski kejadian tawuran terjadi di luar jam pelajaran namun mereka menggunakan seragam sekolah yang konteksnya sebagai pelajar," kata Ade.
Menurut Ade, hakekat seseorang belajar adalah untuk menjadi manusia yang lebih baik. Bukan hanya pintar tetapi juga dapat mempunyai sikap dan perilaku yang lebih baik dan bersahabat dengan sesama. "Itu bagian dari hasil pendidikan. Jadi, kalau hasilnya tawuran, perlu dievaluasi prosesnya," kata Ade.
Tawuran pelajar pecah di belakang Terminal Bubulak Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor pada Selasa malam lalu. Seorang pelajar SMP bernama M. Irgi Septiadin, 15 tahun, meninggal akibat sabetan senjata tajam. Pelajar itu diketahui tinggal di Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Sebelumnya, tawuran yang memakan korban jiwa juga terjadi di Jalan Ahmad Yani Tanah Sareal Kota Bogor pada 15 Juli 2018. Dalam tawuran itu seorang pelajar SMA berinisial RIF, 18 tahun, tewas.
MUHAMMAD SIDIK PERMANA