TEMPO.CO, Jakarta - PT Food Station Tjipinang Jaya telah membukukan nilai penjualan hingga Rp 1 triliun. “Ini pencapaian terbaik selama lebih dari 45 tahun perusahaan ini berdiri," kata Arief Prasetyo Adi, direktur utama badan usaha milik daerah (BUMD) itu, melalui siaran pers pada Senin, 6 Agustus 2018.
Arief mengatakan, sebagai BUMD ketahanan pangan, PT Food Station telah memiliki mesin pengolah beras/RMU (Rice Milling Unit) di Pasar Induk Beras Cipinang. Mesin itu mampu memproduksi 5 ton beras per jam. Selain itu PT Food Station juga mempunyai Filler Machine Gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ibu kota.
PT Food Station juga melakukan perdagangan komersial beberapa barang komoditas pokok seperti beras, minyak goreng, gula, tepung, bawang putih, telur dan ikan kembung frozen, melalui modern market dan pasar tradisional serta penjualan online.
Penjualan juga dilakukan melalui beberapa Distribution Channel mulai dari Jakgrosir, Jakmart, Mini DC di Pasar Jaya, OK OCE Mart, Tani OK OCE, Toko Tani Indonesia. "Ke depan, kami bakal memperluas gudang dan menambah satu line mesin pengolah beras dengan kapasitas 5 ton per jam," kata Arief.
Arief mengatakan PT Food Station memiliki tugas utama untuk memenuhi ketersediaan bahan baku pangan penduduk Jakarta. Saat ini PT Food Station sudah bekerjasama dengan beberapa Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Koperasi di sentra produksi.
Program-program ketahanan pangan DKI Jakarta telah diwujudkan dalam dua tahun terakhir seperti Pasar Murah di 70 Kelurahan dan Program Pangan Murah Bersubsidi dengan KJP Plus.
Pemerintah DKI Jakarta menugaskan PT Food Station Tjipinang untuk menyediakan sejumlah bahan pangan antara lain beras, telur ayam, ikan kembung, dan susu UHT. “Kami telah menyalurkan program pangan murah ke 74 outlet PD Pasar Jaya, 62 lokasi RPTRA serta Rumah Susun Pemda yang ditunjuk,” kata Arief.