TEMPO.CO, Jakarta - Kapitra Ampera menduga pelemparan bom molotov ke rumahnya terkait dengan pencalonannya sebagai anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Karena itu, ia ingin bertemu dengan para pelaku untuk berdiskusi. "Saya ingin ketemu dan ngopi untuk menanyakan ada apa sih kamu," kata Kapitra, Selasa, 7 Agustus 2018.
Baca: Kapitra Ampera Bocorkan Rekaman CCTV Pelempar Bom Molotov
Nama Kapitra dikenal publik setelah ia menjadi pengacara bagi pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Belakangan, namanya muncul sebagai calon anggota DPR untuk daerah pemilihan Sumatera Barat lewat PDIP.
Pelemparan bom molotov di rumah Kapitra terjadi pada 6 Agustus lalu, sekitar pukul 19.07 WIB. Adapun rumah Kapitra berada di Jalan Tebet Timur Dalam VIII Nomor 16 RT 02 RW09 Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu, Kapitra tidak berada di rumah karena sedang menjalankan salat berjemaah di masjid.
Kapitra menilai insiden itu adalah bentuk kekerasan yang dilakukan orang-orang berpikiran dangkal. Sedangkan orang cerdas tak akan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Dia mengatakan, semenjak namanya muncul sebagai caleg, pelbagai ancaman datang silih berganti. Ancaman dikirimkan lewat laman Facebook dan pesan WhatsApp yang menyebutnya murtad dan pengkhianat. "Ini orang-orang yang mencintai saya tidak mau kehilangan saya. Saya kan masuk PDIP," ujar Kapitra. "Jadi dia kirimlah bunga molotov ke tempat saya."
Menurut Kapitra, CCTV memperlihatkan lima orang berada di sekitaran rumahnya sebelum pelemparan bom molotov. Dua orang berperan sebagai eksekutor, dua orang masing-masing membawa sepeda motor menunggu di seberang rumah Kapitra, dan satu lainnya menyisir jalan.
Akibat kejadian itu, satu bom meledak sehingga minyak berceceran di garasi rumah, sementara satu bom lagi tak meledak.
Kapitra Ampera melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Sektor Tebet. Polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Kapitra mengaku telah dimintai keterangan oleh tim gabungan dari Polsek Tebet, Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya.