TEMPO.CO, Jakarta - Suplai air bersih pelanggan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di Jakarta dari sumber Kali Krukut mengalami penurunan imbas musim kemarau.
Juru bicara Palyja Lydia Astriningworo mengatakan telah mengindikasi adanya kenaikan konsentrasi ammonium di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak yang sudah melebihi ambang batas maksimum sejak awal Agustus lalu.
"Hal ini menyebabkan gangguan suplai air bersih ke pelanggan," kata Lydia melalui keterangan tertulis, Rabu, 8 Agustus 2018.
Baca : BMKG Sebut Musim Kemarau 2018 Akan Lebih Lama
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan periode musim kemarau di Pulau Jawa pada 2018 akan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini kemarau datang lebih awal dan selesai lebih lama, yaitu datang pada April dan selesai awal November.
"Sedangkan tahun 2017 periode musim kemarau itu bulan Mei dan selesai di Oktober," ujar Kepala Sub-Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi, Senin, 6 Agustus 2018.
Lydia mengatakan untuk memastikan kualitas air tetap memenuhi standard, Palyja akan melakukan penurunan produksi dari 400 Liter per detik (Lps) menjadi 250 lps sesuai dengan kapasitas maksimum ammonium yang dapat diolah oleh IPA Cilandak.
Palyja menyelesaikan pekerjaan teknis di IPA 2 Pejompongan, Minggu, 18 Februari 2018.
Adapun, area yang akan terdampak dari penurunan produksi air ini yaitu: Karang Anyar, Kartini, Mangga Dua Selatan, Gambir, Mangga Dua Selatan, Petojo Utara, Duri Pulo, Jati Padang, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Ragunan, Cilandak Timur, Kebagusan, Tanjung Barat, Pejaten Timur, dan Pejaten Barat.
Lalu kawasan Kalibata, Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Lebak Bulus, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Selatan, Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo, Cipete Selatan, Gandaria Utara, Melawai, Pela Mampang, Petogogan, Cipete Selatan, Pancoran, Duren Tiga, Cikoko, Kalibata, Pengadengan, Rawa Jati, Pejaten Timur, Bangka dan Pejaten Barat.
Palyja memohon maaf atas gangguan dan ketidaknyamanan yang terjadi. Pihaknya pun akan menginformasikan perkembangannya secara berkala terkait pasokan air bersih yang disuplai ke pelanggang.
Selain itu, Palyja menyiagakan armada mobil tanki untuk mengantisipasi keadaan darurat, seperti rumah sakit dan rumah ibadah untuk memasok air bersih ke beberapa wilayah pelayanan PALYJA. "Saat ini kami terus melakukan upaya-upaya pada tahap proses penambahan kadar udara pada air (aerasi) guna mengurangi konsentrasi ammonium di IPA Cilandak," ujar Lydia.
Menurut Ady Ripaldi, dengan datangnya musim kemarau, beberapa wilayah di Pulau Jawa tidak turun hujan sejak beberapa pekan lalu. Jakarta dan sekitarnya, misalnya, sudah lebih dari dua pekan tidak hujan.
Simak juga :
Ojek Online Main Pukul, Koalisi: Pecat Mitra Tak Selesaikan Masalah
Sekali pun turun hujan, kata Adi, biasanya hanya bersifat lokal dan berada di titik-titik tertentu saja. "Kondisi itu belum menunjukkan musim hujan telah tiba," ujarnya.
Adi menjelaskan, dampak lain musim kemarau ini berakibat intensitas angin bertiup lebih kencang dan membuat udara terasa kering. "Suhu udara di siang hari akan terasa lebih panas. Sebab, langit bersih dari awan hujan sehingga sinar matahari langsung turun ke bumi," ucapnya.